Kamis, 02 Oktober 2025
Menu

Pemerintah Wajibkan Seluruh SPPG Memiliki SLHS

Redaksi
Persiapan Makan Program MBG | Dok Badan Bergizi Gratis
Persiapan Makan Program MBG | Dok Badan Bergizi Gratis
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengatakan seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan Makan Bergizi Gratis (MBG) wajib untuk mempunyai Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Berdasarkan data Badan Gizi Nasional (BGN), saat ini ada 9.533 SPPG yang tersebar di sejumlah daerah Indonesia dan belum diketahui berapa SPPG yang sudah mempunyai SHLS itu.

“Memang Sertifikat Laik Higiene Sanitasi itu syarat, tapi setelah pasca-kejadian sekarang dapat perhatian khusus. harus atau wajib hukumnya setiap SPPG harus punya SLHS,” ujar Zulhas dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Minggu, 28/9/2025.

Zulhas mengatakan bahwa keselamatan anak-anak yang mengonsumsi MBG adalah prioritas utama pemerintah. Oleh karena demikian, pihaknya saat ini mewajibkan seluruh SPPG mempunyai SLHS.

“Akan dicek kalau tidak ada ini kejadian lagi, keselamatan anak kita adalah prioritas utama, SLHS wajib untuk seluruh SPPG,” tuturnya.

Zulhas meminta kepada Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, memerintahkan agar Puskesmas di seluruh daerah untuk aktif memantau SPPG secara rutin.

“Semua langkah diambil secara terbuka agar masyarakat yakin makanan yang disajikan aman, bergizi bagi seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.

Diketahui sebelumnya, kasus keracunan dalam program MBG menjadi menarik perhatian public beberapa waktu terakhir.

Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat per 22 September terdapat 4.711 orang menjadi korban keracunan. Jumlah tersebut tersebar di tujuh wilayah di Indonesia yang sudah diklasifikasikan badan tersebut.

Kasus keracunan tersebut mencakup wilayah I Sumatra sebanyak 1.281 orang, wilayah II Jawa sebanyak 2.606 orang, dan wilayah III meliputi Kalimantan, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, hingga Papua sebanyak 824 orang.

Sementara itu, data berbeda ditemukan oleh Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI). Per 21 September 2025, JPPI mencatat keracunan MBG di Indonesia mencapai 6.452 orang.

Di samping itu, Laboratorium Kesehatan (Labkes) Jawa Barat (Jabar) mengungkapkan bakteri Salmonella dan Bacillus Cereus menjadi penyebab utama keracunan makanan pada ribuan siswa di Kabupaten Bandung Barat.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Labkes Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar), dr Ryan Bayusantika Ristandi, menyampaikan bahwa bakteri ditemukan dari sampel makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diperiksa tim laboratorium.

“Hasil pemeriksaan kami menunjukkan adanya bakteri pembusuk yakni Salmonella dan Bacillus Cereus yang berasal dari komponen karbohidrat dalam makanan,” kata Ryan di Bandung, Minggu, 28/9/2025.*