Riwayat Perseteruan Gubernur Lampung versus Jurnalis

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. | Ist
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. | Ist

FORUM KEADILANGubernur Lampung Arinal Djunaidi bukan kali ini saja menjadi sorotan. Sebelumnya, dia sudah beberapa kali melakukan tindakan yang dinilai melecehkan profesi jurnalis.

Arinal pernah berkata dengan nada keras kepada jurnalis pada saat kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Pilkada Serentak, di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur Lampung, 24 Juni 2020 lalu.

Bacaan Lainnya

“Hei! Kamu jangan dahulu merekam, saya ini lagi pusing, bisa enggak. Saya ini juga preman. Dahulunya mantan preman,” kata Arinal dengan nada tinggi.

Hal ini lantas menjadi perhatian organisasi wartawan setempat, salah satunya Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung.

“Info yang kami terima, dalam ruangan rapat itu terdapat sejumlah jurnalis. Gubernur memang meminta para wartawan untuk keluar dahulu. Tapi, beberapa jurnalis berada di belakang, jauh dari pintu. Mereka memang mau keluar, tapi gubernur keburu menghardik,” ujar Ketua AJI Bandar Lampung Hendry Sihaloho, dikutip dari laman lampung.aji.or.id.

Hendry bilang, seorang gubernur seyogianya menjaga sikap dan lisan. Bila pun meminta untuk tidak meliput, maka disampaikan secara baik. Tak perlu menghardik para jurnalis. Pewarta pasti menghormati hak narasumber yang meminta untuk tidak merekam atau mengambil gambar.

“Kami mengecam sikap Gubernur Lampung. Sebagai pejabat publik, seorang kepala daerah tak patut berbicara demikian,” tegas Hendry.

Arinal juga pernah bermasalah dengan jurnalis RMOL Lampung Tuti Nurkhomariyah. Saat itu, Tuti ditegur Arinal di depan umum, tepatnya di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur Lampung, Selasa siang, 3/3/2020.

Kala itu, di hadapan sejumlah kepala dinas di lingkungan Pemprov Lampung dan belasan wartawan, Arinal menyinggung pemberitaan yang mengangkat soal kehadirannya mengenakan pakaian dinas dalam Musda X Partai Golkar Lampung di Graha Wangsa, Bandar Lampung pada Senin, 2/3/2020.

Arinal lantas bertanya apakah ada wartawan RMOL Lampung hadir. Tuti Nurkhomariyah pun mengacungkan tangan. Ketika melihat kehadiran wartawati RMOL Lampung itu, Arinal melanjutkan tegurannya. Ia membawa-bawa pakaian muslimah yang dikenakan Tuti.

“Kamu pakai kerudung. Samikna wa atokna. Jangan sampai innalillahi wa innailaihi rojiun,” ujar Arinal seraya meminta Tuti agar membuat berita yang baik-baik saja, dikutip dari fajar.co.id.

Belum puas, Arinal lantas meminta ajudannya menghampiri Tuti usai acara, dan membawanya ke ruang kerja Gubernur Lampung. Di dalam ruangan itu, Arinal mempersoalkan berita lain yang dimuat RMOL Lampung.

Tuti menuturkan, seseorang di dalam ruangan itu meminta agar dirinya menyampaikan permohonan maaf kepada Gubernur Arinal Djunaidi atas berita tersebut, demi menghentikan persoalan.

Kemudian, Arinal juga pernah berurusan dengan jurnalis TV One, terkait liputan live jurnalis media itu saat warga Teluk Betung, Bandar Lampung, mengungsi ke kantor gubernur karena khawatir tsunami.

Berikutnya, Arinal juga pernah bermasalah dengan jurnalis Kupas Tuntas pada 2019. Kala itu, jurnalis Kupas Tuntas menanyakan nasib honorer Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP).

Lalu, Arinal Djunaidi juga pernah mengancam mensomasi media online Teraslampung.com. Somasi itu terkait berita tentang kemarahan Arinal saat speaker mengaji menjelang salat Jumat di masjid Pemprov Lampung terdengar keras. Saat itu, Arinal minta Sat Pol PP mematikan suara mengaji di masjid. Arinal tak terima hal itu menjadi bahan pemberitaan media massa.

Kemudian, pada tahun 2016 lalu, Arinal Djunaidi yang saat itu menjabat Sekretaris Daerah Provinsi Lampung melecehkan jurnalis Tribun Lampung Noval Andriansyah. Puluhan jurnalis sempat mengadakan aksi demonstrasi atas sikap arogan Arinal saat itu. Meskipun, masalah itu berujung damai dengan permintaan maaf Arinal kepada Noval di kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung.* (Tim FORUM KEADILAN)