Kamis, 03 Juli 2025
Menu

6 Rumah Sakit Ditunjuk untuk Gelar Pendidikan Dokter Spesialis

Redaksi
Menkes Budi Gunadi Sadikin | Ist
Menkes Budi Gunadi Sadikin | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa pemerintah sudah menunjuk 6 rumah sakit yang bakal menggelar Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) mulai awal tahun 2025 mendatang.

“Proses seleksi kita lakukan di September (2024), sehingga nanti di Januari 2025 kita jalan,” kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 3/7/2024.

Budi menjelaskan, 6 rumah sakit yang dipilih tersebut akan menyelenggarakan program pendidikan dokter spesialis untuk spesialis yang berbeda.

Pertama, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan kita untuk studi spesialis jantung. Kedua, Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita untuk spesialis ibu dan anak.

Ketiga, Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk spesialis onkologi radiasi dan Rumah Sakit PON untuk spesialis nero.

Lalu, Rumah Sakit Soeharso Surakarta untuk spesialis ortopedi dan Rumah Sakit Cicendo untuk studi spesialis mata.

Ia mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan juga sudah bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sehingga biaya PPDS ditanggung oleh LPDP.

Konsekuensinya, para dokter yang lulus harus mau ditugaskan ke wilayah mana pun oleh Pemerintah.

“Kita akan ikat dia karena dia harus bekerja di daerah-daerah di mana alat kita nanti datang dia langsung bisa bekerja,” imbuhnya.

Diketahui, program PPDS berbasis rumah sakit tersebut adalah jurus pemerintah untuk meningkatkan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Ia mengatakan, Indonesia masih kekurangan dokter umum sekitar 124.000, dan dokter spesialis sebesar 29.000 orang.

Sementara itu, produksi dokter spesialis di dalam negeri hanya sekitar 2.700 per tahun.

Melalui program ini, 420 rumah sakit pendidikan di seluruh Indonesia akan ikut serta dalam penciptaan dokter spesialis, tidak hanya dari 24 fakultas kedokteran yang selama ini berjalan.

Ia menyebut, nantinya calon-calon dokter spesialis akan langsung berpraktik di rumah sakit dan melibatkan kolegium masing-masing cabang ilmu kesehatan.*