Undip dan RSUP Kariadi Akui Ada Aksi Perundungan PPDS Anestesi: Mohon Maaf

FORUM KEADILAN – Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr.Kariadi meminta maaf soal kasus dugaan perundungan di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi.
“Saya sampaikan hari ini, kami menyadari sepenuhnya menyampaikan dan mengakui bahwa di dalam sistem pendidikan Dokter Spesialis di internal kami terjadi praktek atau kasus perundungan dalam berbagai bentuk dan derajat dan hal,” ujar Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko saat konferensi pers di kampus FK Undip Tembalang Semarang, Jumat, 13/4/2024.
“Dengan demikian kami memohon maaf kepada masyarakat, Kementerian Kesehatan, Kemendikbudristek dan kepada Komisi IX, Komisi X DPR RI, dimana masih ada kekurangan kami di dalam menjalankan proses pendidikan Dokter Spesialis,” tuturnya.
Yan mengatakan bahwa pihaknya selalu membuka diri kepada seluruh pihak untuk mengawasi dan mengoreksi sehingga proses pendidikan menjadi baik dan bermanfaat.
Terkait penangguhan PPDS Anestersi Undip, Yan berharap agar Kemenkes dapat segera mencabutnya.
“Kami memohon arahan seluruh pihak dan komponen masyarakat untuk kami ke depan dapat menjalankan pendidikan Dokter Spesialis yang bermartabat, melindungi akademik kami dan bermanfaat untuk bangsa dan negara. Kami juga memohon kepada Pemerintah untuk dapat terus melanjutkan pendidikan PPDS anestesi agar kami dapat memberikan sumbangsih kepada Negara,” sambungnya.
Di kesempatan yang sama, pihak RSUP dr. Kariadi yang merasa ikut bertanggung jawab terjadinya perundungan di lingkungan PPDS anestesi.
“Kami tidak lepas dan ikut bertanggung jawab dalam proses pendidikan anestesi. Makanya kami kepada Kemenkes, Kemendikbudristek, dan seluruh masyarakat kiranya menjadi momentum RSUP Kariadi sebagai salah satu wahana spesialis dan ke depannya jadi momentum untuk kita lebih mengevaluasi dan menjadikan hal ini agar kita mencetak tenaga kesehatan yang baik. Kami mohon maaf,” kata Direktur Layanan Operasi
Dr Mahabara Yang Putra.
Di sisi lain, anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani memuji sikap Undip yang sejak awal telah terbuka kepada siapa saja yang mau melakukan investigasi praktek perundungan di PPDS Undip.
“Saya mengapresiasi sikap Undip yang sejak awal terbuka dan mempersilakan semua pihak untuk mendalami atau investigasi soal perundungan ini,” ungkapnya Irma.
Diketahui perundungan di PPDS Anestesi Undip muncul setelah kematian dokter muda Aulia Risma Lestari di kamar kosnya Jalan Lempongsari, Semarang, pada 12 Agustus 2024.
Aulia diduga mengakhiri hidupnya karena mendapatkan perundungan selama pendidikan di RSUP dr. Kariadi. Polisi yang saat ini saat ini menyelidiki kasus dugaan perundungan tersebut.*