Perekonomian Masyarakat Bengkalis Anjlok Akibat Antrean Panjang Kapal Ro-Ro

Penyeberangan Kapal Ro-Ro Rupat Dumai Kepulauan Riau
Penyeberangan Kapal Ro-Ro Rupat Dumai Kepulauan Riau | ist

FORUM KEADILAN – Masyarakat mengeluhkan penyeberangan Ro-Ro Tanjung Kapal, Kecamatan Rupat, Bengkalis, menuju Dumai, Kepulauan Riau, selama beberapa bulan terakhir ini.

Hal itu, karena ratusan kendaraan bermotor, termasuk truk bermuatan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dan barang lainnya, harus antre selama dua hari lamanya.

Bacaan Lainnya

Menurut masyarakat sekitar, selain memakan waktu lama, anteran itu membuat biaya penyeberangan juga sangat tinggi. Bahkan, sopir truk yang mengangkut TBS kelapa sawit harus meluangkan waktu hingga empat hari untuk satu perjalanan pergi dan pulang.

Salah satu sopir truk dari Desa Pergam, Syamsul mengatakan bahwa pengiriman TBS kelapa sawit milik keluarganya telah mengalami beberapa kali keterlambatan ke pabrik pengolahan kelapa sawit di Dumai.

Syamsul menyebutkan, kapal Ro-Ro yang hanya memiliki tiga unit operasional dan satu unit lainnya sedang dalam perbaikan, sehingga mengakibatkan antrean yang parah dan lama.

Syamsul juga mengkritik jadwal operasional petugas Ro-Ro yang hanya berlangsung dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB dengan sembilan perjalanan. Sementara itu, antrean di luar kendaraan umum yang tidak bermuatan, seperti truk sawit, mencapai 90 unit.

Syamsul juga mencatat bahwa dalam satu perjalanan, hanya tiga hingga empat truk bermuatan sawit yang dapat diangkut, sedangkan yang lain adalah kendaraan pribadi.

“Kita melihat kendalanya, dari tiga kapal roro hanya dua yang beroperasi, sedangkan satu masih dalam proses perbaikan. Makanya kami mengharapkan perhatian pemerintah dalam membantu masyarakat menghadapi kesulitan ini,” harapnya.

Keluhan serupa juga disuarakan oleh Sofyan, yang mengatakan bahwa masalah antrean di penyeberangan Ro-Ro di Rupat sudah berlangsung lama. Hal ini disebabkan oleh kerusakan perusahaan pabrik kelapa sawit (PKS) dan permintaan rendah dari pembeli kelapa sawit masyarakat.

“Kami meminta solusi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis dan Pemerintah Provinsi Riau, karena masalah Ro-Ro ini telah lama menghambat masyarakat dalam mengirim hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan. Hal ini dapat merusak perekonomian masyarakat,” katanya.

Sofyan juga menyayangkan bahwa selama masa antrean yang dialami masyarakat, tampaknya tidak ada solusi yang diberikan oleh pemerintah, dan masyarakat harus antre selama dua hari sebelum bisa menyeberang.

“Belum lagi waktu kembali dari Dumai ke Rupat yang juga memakan waktu lama dua hari. Jika dihitung, kerugian masyarakat akibat kondisi penyeberangan Ro-Ro ini cukup besar,” ujarnya.

Terhadap kondisi tersebut, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Bengkalis, Agus Sofian, melalui Kepala Bidang Pelabuhan, Sugeng, mengatakan bahwa pelabuhan Ro-Ro Tanjung Kapal, Rupat-Dumai, adalah wewenang dari Provinsi Riau.

“Ya, pengelolaannya di bawah wewenang mereka, saat ini Pemkab Bengkalis, Pemko Dumai dan Provinsi sedang mengupayakan penambahan dermaga melalui program hibah MCC,” ujarnya.

Menurut Agus, saat ini kondisi Ro-Ro Rupat-Dumai memang mengalami kendala, dan solusinya masih dalam pencarian. Harapannya, program hibah dari MCC dapat segera terwujud.*

Pos terkait