Selasa, 17 Juni 2025
Menu

Menbud Tanggapi Pengunduran Diri Arkeolog Ternama dari Tim Penulisan Ulang Sejarah

Redaksi
Menteri Kebudayaan Fadli Zon didampingi oleh Wakil Menteri Giring Ganesha, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Usai Rapat dengan Komisi X DPR RI membahas Penulisan Ulang Sejarah Indonesia | Novia Suhari/Forum Keadilan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon didampingi oleh Wakil Menteri Giring Ganesha, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Usai Rapat dengan Komisi X DPR RI membahas Penulisan Ulang Sejarah Indonesia | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon memberikan tanggapan terkait pengunduran diri arkeolog terkemuka Prof. Harry Truman dari tim penulisan ulang sejarah Indonesia.

Menurutnya, pengunduran diri Harry tersebut karena perbedaan pandangan terkait penggunaan istilah ‘sejarah awal’ yang diusulkan dalam penulisan baru tersebut.

“Saya hadir waktu pengunduran diri Harry Truman. Waktu itu dia menolak istilah ‘sejarah awal’. Dia ingin tetap menggunakan istilah ‘pra-sejarah’. Ya enggak ada masalah, ini demokrasi kok. Jadi kalau yang mau ikut ya ikut, kalau yang enggak ya yaudah,” katanya kepada Forum Keadilan, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 26/5/2025.

Ia menjelaskan bahwa perbedaan tersebut murni soal terminologi, khususnya dalam konteks pembabakan sejarah sebelum munculnya tulisan.

“Urusannya Pak Harry Truman itu hanya soal istilah pra-sejarah dan sejarah awal. Bukan saya juga yang mengusulkan nama ‘sejarah awal’, tapi menurut saya itu istilah yang lebih netral,” ujarnya.

Ia juga mengkritisi pendekatan lama yang membatasi sejarah Indonesia hanya dimulai sejak abad ke-4 Masehi, ketika tulisan atau prasasti mulai ditemukan. Seperti pendekatan yang berasal dari mazhab arkeologi era kolonial Belanda yang dibawa oleh tokoh seperti Van Heekeren.

“Kalau pakai istilah pra-sejarah, berarti sejarah Indonesia dimulai ketika ada tulisan. Pertanyaannya, sebelum itu tidak ada sejarahkah? Padahal menurut saya, sejarah itu dimulai sejak manusia diciptakan oleh Tuhan. Itu sudah bagian dari sejarah. Makanya kita sebut ‘early history’ atau sejarah awal. Ini mazhab yang berbeda,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa istilah ‘sejarah awal’ mencerminkan pendekatan yang lebih luas terhadap narasi masa lalu bangsa Indonesia, yang tidak hanya terpaku pada bukti adanya tulisan.

“Menurut saya yang tepat itu namanya sejarah awal, karena sejarah awal ini bukan dimulai pada abad keempat, itu saja,” pungkasnya.*

Laporan oleh: Novia Suhari