Selasa, 22 Juli 2025
Menu

Sejumlah Negara Menolak Wacana Donald Trump Mengenai Relokasi Warga Gaza

Redaksi
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump | Ist
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, dan sejumlah negara dunia yang terus mengaungkan penolakannya terhadap rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin merelokasi warga Gaza dari wilayah Gaza, Palestina.

Mereka menegaskan bahwa hal ini berpotensi menimbulkan ‘pembersihan etnis’.

Pada Rabu, 5/2/2025, Guterres mengatakan segala bentuk pembersihan etnis adalah sesuatu yang utama dan harus dilakukan oleh dunia.

“Sangat penting untuk menghindari segala bentuk pembersihan etnis setelah presiden AS mengatakan bahwa ia ingin ‘memiliki’ Gaza dan memukimkan kembali penduduk Palestina di tempat lain,” ucapnya dalam sebuah pernyataan dilansir The Guardian.

Kemarahan dan kecaman Internasional yang muncul seusai pengumuman dari Donald Trump setelah pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.

Jerman pun memperingatkan recana tersebut melanggar hukum internasional dan Presiden Brasil menggambarkannya sebagai ‘tidak dapat dipahami’.

Cina juga menyatakan penolakannya mengenai ‘pemindahan paksa’ yang akan dilakukan oleh Trump ini dan Indonesia juga telah menentang wacana Donald Trump.

“Tindakan semacam itu akan menghambat terwujudnya Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat sebagaimana dicita-citakan oleh Solusi Dua Negara berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” kata Kemlu RI dalam akun resmi X.

“Indonesia menyerukan kepada komunitas internasional untuk memastikan penghormatan terhadap hukum internasional, khususnya hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri serta hak mendasar untuk kembali ke tanah air mereka.” ujarnya.

Malaysia juga menyampaikan pernyataan keras atas rencana Donald Trump untuk relokasi atau pemindahan paksa warga  Gaza.

Kuala Lumpur menekankan tindakan adalah suatu tindakan pembersihan etnis.

“Malaysia menentang keras usulan apa pun yang dapat menyebabkan pemindahan paksa atau pemindahan warga Palestina dari tanah air mereka. Tindakan tidak manusiawi tersebut merupakan pembersihan etnis dan merupakan pelanggaran hukum internasional dan berbagai resolusi PBB,” ujar pernyataan resmi Malaysia.

Walaupun demikian, Trump tidak terpengaruh oleh kritik global tersebut dan mengatakan kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih bahwa ‘Semua orang menyukai (rencana tersebut);, dan dalam Forum lainnya, menegaskan tindakannya dapat menciptakan ribuan lapangan kerja.

“Saya melihat posisi kepemilikan jangka panjang, dan saya melihatnya membawa stabilitas besar ke bagian Timur Tengah itu dan mungkin seluruh Timur Tengah,” ujar Donald Trump.

“Ini bukan keputusan yang dibuat dengan mudah, semua orang yang saya ajak bicara menyukai gagasan AS memiliki sebidang tanah itu,” sambungnya.

PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan langkah Trump mengambil alih wilayah Palestina di Jalur Gaza dapat ‘mengubah sejarah’. Pada konferensi pers bersama di Gedung Putih, Netanyahu juga mengatakan bahwa gagasan ini ‘perlu diperhatikan’.*