Kamis, 06 November 2025
Menu

Jalur Evakuasi Erupsi Merapi Dipastikan dalam Kondisi Siap

Redaksi
Gunung Merapi
Gunung Merapi yang memuntahkan awan panas guguran. | BNPB
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Jalur evakuasi dan barak pengungsian apabila ada erupsi Gunung Merapi saat ini dalam kondisi siap digunakan. Hal itu dipastikan oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, saat melakukan pemantauan kesiapan penanganan bencana di kawasan lereng Gunung Merapi, Sleman, Minggu, 12/3/2023.

“Jalur evakuasi di semua titik dan juga barak pengungsian di wilayah Sleman saat ini dalam kondisi siap untuk digunakan sewaktu-waktu,” kata Danang.

Danang meminta masyarakat agar tidak perlu terlalu panik terkait kondisi Gunung Merapi saat ini, namun diimbau tetap waspada dan tetap berada di jarak aman.

“Masyarakat masih tetap boleh beraktivitas, namun harus berada pada jarak aman Gunung Merapi,” kata dia.

Terkait aktivitas pariwisata dan perekonomian di sekitar Gunung Merapi, Danang mengatakan bahwa masyarakat masih bisa melakukan kegiatan tersebut juga dengan tetap memperhatikan jarak aman.

“Bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar Gunung Merapi diharapkan bisa turut aktif melaporkan perkembangan aktivitas Gunung Merapi kepada pihak yang berwenang,” ujar Danang.

Sedangkan para pelaku wisata, masyarakat, pelaku ekonomi, diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan dan komunikasinya dengan fasilitas apapun, baik dengan HT, HP, dan lainnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan, mengatakan, pihaknya telah membuat rencana kontinjensi dampak erupsi ini dengan jarak sejauh 9 kilometer dari kawah Gunung Merapi.

Ada tujuh kelurahan yang masuk dalam radius tersebut, di antaranya Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo di Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan, Kelurahan Purwobinangun, Hargobinangun di Kapanewon Pakem serta Kelurahan Girikerto dan Wonokerto di Kapanewon Turi.

“Kalau BPTTKG sudah menyampaikan bahayanya 9 kilometer, maka kami sudah punya skenario tujuh desa teratas ini akan dilakukan evakuasi. Tapi selama itu belum, maka belum kami lakukan evakuasi,” katanya.

Dia bilang, BPBD Sleman telah menyiapkan sebanyak 32 titik pengungsian. Setiap padukuhan yang ada di tujuh kelurahan teratas juga telah dibekali SOP terkait skenario evakuasi jika terjadi hal yang membahayakan warga.

Kepala BPTTKG Agus Budi Santoso mengatakan bahwa Gunung Merapi mengalami erupsi secara signifikan sejak Sabtu, 11/3, hingga Minggu siang, yakni sebanyak 52 kali.

Meski begitu, menurut Agus, erupsi Gunung Merapi sudah terjadi secara terus menerus sejak 4 Januari 2021.

“Jika dikatakan Gunung Merapi erupsi hari Sabtu kemarin, iya benar. Tapi sebenarnya Merapi erupsi sudah dua tahun lebih, yakni sejak 4 Januari 2021, dan status siaganya pada 5 November 2020,” terangnya.

Agus berharap, para pemangku kepentingan dapat menyikapi erupsi ini secara proporsional agar tidak terjadi panik yang berlebihan di masyarakat. Masyarakat juga masih bisa beraktivitas seperti biasa di luar zona bahaya erupsi Gunung Merapi.

“Sebab Merapi ini juga mempunyai sisi manfaatnya bagi masyarakat, baik itu pariwisata, perekonomian, pertanian, dan lainnya,” kata Agus. *