Kamis, 19 Juni 2025
Menu

BGN Ungkap Indonesia akan Dorong Produksi Food Tray Lokal Sendiri untuk MBG

Redaksi
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, memberikan keterangan pers usai Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat bersama jajaran Badan Gizi Nasional di kediaman pribadinya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu, 3/5/2025. | YouTube Sekretariat Presiden
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, memberikan keterangan pers usai Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat bersama jajaran Badan Gizi Nasional di kediaman pribadinya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu, 3/5/2025. | YouTube Sekretariat Presiden
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa pihaknya akan mendorong penggunaan food tray atau wadah makanan lokal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal tersebut akan dilakukan usai sebelumnya pihaknya sempat mengimpor food tray dari Cina sebagai wadah makanan MBG.

“Kita ingin agar produk lokal meningkat karena program MBG kita desain untuk menciptakan potensi sumber daya lokal, kearifan lokal, termasuk juga kesukaan masakan lokal,” ujar Dadan dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Rabu, 21/5/2025.

“Termasuk di dalam produksi seluruh barang yang akan mendukung program MBG,” lanjutnya.

Dadan menjelaskan alasan pihaknya mengimpor food tray dari Cina sebagai kemasan Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Gini, ini saya harus cerita sejarahnya. Ketika saya menggunakan food tray itu, itu kan belum ada satupun di Indonesia yang memproduksi itu,” katanya.

Dadan pun menginstruksikan stafnya untuk mencari food tray yang sama untuk nantinya digunakan sebagai wadah MBG.

“Saya minta untuk tolong cari food tray yang seperti itu, ternyata ada. Karena itu sebenarnya produk dagangan biasa dan jarang ada yang menggunakan,” jelasnya.

Dadan menyebut bahwa setelah food tray tersebut digunakan untuk MBG, saat ini model food tray menjadi populer.

“Nah sekarang jadi populer, kenapa? Karena setelah kami uji coba, itu sangat praktis, bagus, higienis, dan tahan lama,” tuturnya.

Produk tersebut pun banyak dibutuhkan karena kualitas yang bagus dan melihat potensi itu, Dadan pun mendorong agar industri dalam negeri untuk dapat ikut berkontribusi.

“Nah demand itulah yang kemudian meningkat karena jauh lebih baik dibandingkan produk lainnya. Akhirnya pasti akan mendorong adanya industri dalam negeri,” imbuhnya.

Dadan menekankan bahwa pihaknya telah diminta oleh Dewan Ekonomi Nasional (DEN) untuk mengkaji kebutuhan barang untuk MBG yang dapat dipasok dari dalam negeri.

“Saya sebenarnya sudah diminta oleh Dewan Ekonomi Nasional untuk mengkaji berapa kebutuhan barang-barang yang ada, berapa potensi lokal yang bisa memasok,” ujarnya.

“Sehingga kita bisa mengutamakan produk-produk lokal tersebut, dan Insya Allah ini akan menjadi catatan kami tersendiri,” sambungnya.

Program MBG, lanjutnya, tidak hanya memenuhi gizi anak-anak dan menguntungkan sektor pertanian saja, tetapi juga meningkatkan ekonomi seluruh masyarakat.

“Sehingga tidak hanya anak-anak terpenuhi gizinya, tidak hanya masyarakat pertanian diuntungkan, tapi industri pun diuntungkan di dalam memasok seluruh barang untuk program MBG,” katanya.

Sebelumnya diketahui, saat produk food tray itu masih impor dari Cina, produk tersebut sempat mengalami masalah saat pengiriman. Hal ini dikarenakan prosedur yang dilakukan tidak sesuai.

Tetapi, Dadan memastikan bahwa hal ini sudah tidak terjadi kembali. Pihaknya berkomitmen untuk dapat mendorong industri lokal terlibat dalam suksesnya program MBG.

“Ada kontainer yang tertahan. Tapi menurut saya sekarang sudah tidak ada. Itu karena para pihak yang melakukannya tidak dengan prosedur yang sesuai,” ujarnya.

“Karena ada beberapa pihak yang lancar-lancar saja karena melakukannya dengan prosedur yang sesuai. Tapi kemudian kita sekarang sedang mengkaji keberadaan industri lokal,” lanjutnya.

Ia menegaskan saat ini BGN diminta untuk mengkaji penggunaan food tray dalam negeri sebagai wadah makanan bagi MBG.

“Kita sedang diminta untuk mengkaji itu agar kita bisa melakukan produksi dalam negeri,” pungkasnya.*