Rugi 30 Miliar, Para Korban Arisan Bodong Lapor ke Polda Metro Jaya

Lisa Amalia (24) dan 6 Korban Penipuan Arisan Bodong, usai Melapor ke SPKT, Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 24/3/2025 | Ari Kurniansyah/Forum Keadilan
Lisa Amalia (24) dan 6 Korban Penipuan Arisan Bodong, usai Melapor ke SPKT, Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 24/3/2025 | Ari Kurniansyah/Forum Keadilan

FORUM KEADILAN – Tertipu arisan bodong, tujuh wanita melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, pada Senin, 24/3/2025. Adapun total kerugian mencapai Rp30 miliar.

Laporan tersebut teregistrasi dengan nomor LP Nomor: STTLP/B/2508/III/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA/. Hal itu ditujukan kepada terlapor berinisial RAW.

Bacaan Lainnya

“Saya baru selesai buat laporan terhadap A atas kasus penipuan dan penggelapan juga. Karena kan, kita ketipu arisan, investasi,” kata salah satu pelapor, Lisa Amalia (24), di depan Gedung SPKT, Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin 24/3/2025.

Lisa mengaku, dirinya sendiri mengalami kerugian mencapai Rp982 juta rupiah. Namun menurutnya, jumlah korban arisan bodong ini jauh lebih banyak.

“Aku Rp982 juta. Total 1 LP kita Rp1,8 miliar, untuk keseluruhan yang tertipu, sudah Rp30 miliar lebih,” ujarnya.

“(Korbannya) ada selebgram, ada pengusaha, ada ibu rumah tangga, ada mahasiswa,” sambungnya.

Lisa menyebut, ia tidak mengenal para korban lainnya. Namun, terhadap terlapor RAW, Lisa mengaku mengenal lewat temannya.

Kemudian, RAW mengajaknya bergabung dalam arisan yang dikelolanya. Lisa tertarik lantaran RAW memiliki latar belakang yang dianggap meyakinkan.

“Ada arisan menurun, arisan biasa atau kocokan, arisan bernilai investasi yang mana masuk awal rugi dan yang akhir untung. Terus, ada juga yang investasi beneran karena dia punya toko berlian,” jelasnya.

Lisa mengungkapkan, awalnya ia tidak merasa curiga terhadap RAW karena mendapat keuntungan dari arisan tersebut.

“Keuntungan investasi bervariasi, ada yang tiga persen, ada yang lima persen. Saya percaya karena dia punya toko berlian, sering terlihat hidup mewah di media sosial, dan sering bepergian ke luar negeri,” tuturnya.

Dalam praktiknya, diduga RAW meminta para korban mentransfer uang ke berbagai rekening.

“Langsung ke rekening dia, tapi untuk beberapa orang ada yang transfer ke rekening milik ibu, suaminya, adminnya juga ada,” imbuhnya.

Masalah tersebut muncul pada bulan Oktober 2024, di mana Lisa dan korban lainnya tidak lagi mendapat pencairan dari RAW.

“Awalnya sih, arisan berjalan dengan lancar. Tetapi, sampai bulan Oktober 2024, harusnya itu banyak pencairan, dia enggak transfer, sudah mulai seret dan kita pun semua baru pada tahu,” ucapnya.

Kemudian, pada bulan Februari 2025, akun Instagram milik RAW tiba-tiba hilang dan banyak di media sosial membicarakan RAW yang diduga melarikan diri.

“Setelah tahu di Februari tanggal 4 tahun 2025. Itu Instagram dia hilang, terus orang-orang pada huru hara bikin di Instagram Story. Saya lihat, dicari orang hilang karena menipu, saya juga kaget,” ujarnya.

Kini, Lisa dan para korban lainnya berharap, pihak kepolisian dapat menindak lanjut kasus tersebut.

“Kita berharap kasus ini secepat naik sih, ditindak, pelaku cepat ditangkap, cepat ditemukan, dan harapannya semoga korban dapat keadilan, karena kita datang kesini berharap keadilan dari polisi,” tandasnya.*

Laporan Ari Kurniansyah

Pos terkait