Selasa, 24 Juni 2025
Menu

Hashim Sebut Aksi Indonesia Gelap karena Kesalahpahaman

Redaksi
Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Lingkungan Hidup Hashim Djojohadikusumo dan Gerakan Indonesia Gelap | Ilustrasi Rahmad Fadjar Ghiffari/Forum Keadilan
Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Lingkungan Hidup Hashim Djojohadikusumo dan Gerakan Indonesia Gelap | Ilustrasi Rahmad Fadjar Ghiffari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo merespons soal aksi Indonesia Gelap yang dilakukan mahasiswa beberapa waktu lalu. Hashim memandang bahwa aksi tersebut salah satunya terjadi karena adanya kesalahpahaman.

“Rp100 triliun dari realokasi anggaran, yang tadi disebut penghematan, pemangkasan, yang menimbulkan salah arti, sehingga mahasiswa turun ke jalan, teriak-teriak Indonesia Gelap. Tapi sebetulnya tidak mengerti dan mungkin harus diberikan penjelasan,” ungkap Hashim di acara Economic Outlook 2025 di Westin Hotel Jakarta, Rabu, 26/2/2025.

Hashim membeberkan bahwa hasil dari efisiensi anggaran pemerintah pusat dan daerah yang berjumlah Rp300 triliun bukanlah bentuk dari pengurangan, tetapi langkah relokasi anggaran. Anggaran tersebut, termasuk dialokasikan untuk Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar Rp100 triliun.

“Bahwa Rp300 triliun penghematan itu bukan pengurangan, tidak berarti anggaran dikurangi. Itu ada realokasi dari program-program yang dulunya tidak perlu,” jelas dia.

Ia menilai bahwa di pemerintahan sebelumnya, ada banyak program-program yang menurut dia tidak terlalu dibutuhkan dan hanya menghabiskan anggaran. Saat ini, anggaran-anggaran tersebut direalokasikan kepada program yang lebih bermanfaat, seperti MBG.

“Program-program  yang dulunya tidak perlu, yang saya bilang konyol beberapa hari lalu, dapat perhatian warganet, itu nanti akan realokasi ke program-program yang perlu, antara lain MBG,” tutur dia.

Hashim pun menegaskan bahwa tak ada biaya pendidikan yang dipotong, termasuk beasiswa. Ia menyebut, ada pihak yang tidak suka Indonesia makmur dan akhirnya membuat berita-berita palsu. Dengan demikian, Hashim mengatakan bahwa mahasiswa tidak perlu khawatir dengan terganggunya sektor pendidikan.

“Mereka banyak turun ke jalan karena salah pengertian. Tidak ada penghapusan beasiswa. Pak Prabowo bilang, beasiswa tetap utuh, lanjut, tak ada pengurangan. Tapi ada pihak-pihak yang tidak suka Indonesia makmur, maka dia menyebarluaskan disinformasi, fakenews bahwa mahasiswa dipotong beasiswa,” ujar dia.

“Tidak benar! Semua beasiswa tetap utuh dan jalan. Maka ada pergantian di Kementerian Pendidikan Tinggi. Pendidikan merupakan salah satu sektor paling penting,” lanjut dia.

Sebelumnya, pemerintah sudah menetapkan sejumlah Rp71 triliun untuk anggaran MBG tahun 2025. Kata Hashim, Kementerian PPN/Bappenas menyatakan, program MBG dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sampai 1,99 persen.

Hashim pun meyakini bahwa MBG bisa menjadi salah satu pendongkrak perekonomian hingga melampaui pertumbuhan 8 persen. Menurutnya, hal tersebut adalah dampak alokasi anggaran ke real ekonomi yang berputar langsung ke daerah-daerah.

“MBG ide Prabowo 18 tahun lalu, dia mencetuskan ide ke saya. Karena dia lihat stunting waktu itu 30%. Stunting tahun ini 25%, hanya berkurang 5% dalam 18 tahun. Salah satu penyebab kita akan menuju, melampaui 8% adalah MBG,” pungkasnya.*