Selasa, 17 Juni 2025
Menu

Mendikdasmen: Bukan Libur Sekolah, Tapi Pembelajaran di Bulan Ramadan

Redaksi
Ilustrasi Siswa Sekolah Dasar | ist
Ilustrasi Siswa Sekolah Dasar | ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti memberikan klarifikasi terkait kabar pemerintah akan memberlakukan libur sekolah selama Ramadan.

Mu’ti mengungkapkan bahwa kebijakan yang akan diterapkan bukanlah libur sekolah, tetapi pembelajaran di bulan Ramadan.

“Jadi libur Ramadan itu, bahasanya bukan libur Ramadan ya. Karena ada yang nulis libur Ramadan. Bahasanya pembelajaran di bulan Ramadan,” kata Mu’ti kepada media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 17/1/2025.

Ia pun menegaskan kembali bahwa tidak ada penyataan terkait libur Ramadan, tetapi pembelajaran di bulan Ramadan.

“Jangan pakai kata libur. Tidak ada pernyataan libur Ramadan. Pembelajaran di bulan Ramadan. Kata kuncinya bukan libur Ramadan tetapi pembelajaran di bulan Ramadan. Gitu ya,” lanjut dia.

Walaupun demikian, Mu’ti masih belum menjelaskan dengan detail terkait skema pembelajaran di bulan Ramadan tersebut, apakah akan dilakukan di rumah atau di sekolah. Mu’ti meminta kepada semua pihak untuk menunggu Surat Edaran (SE) bersama terkait kebijakan tersebut.

“Nanti tunggu aja. Tunggu sampai SE keluar. Ya tunggu sampai itu keluar,” ujar Mu’ti.

Kata Mu’ti, kebijakan terkait pembelajaran di bulan Ramadan telah dibahas dan juga disepakati oleh lintas kementerian. Sebelum mengeluarkan SE terkait hal ini, ia akan terlebih dahulu melapor ke Presiden Prabowo Subianto.

“Nah itu sudah kita bahas bersama Menko PMK, Menag, dan Mendagri, kemudian saya dan KSP. Sudah kita bahas lintas kementerian. Sudah ada kesepakatan bersama. Tinggal tunggu saja terbit surat edaran bersama,” tandasnya.

Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sempat mempertanyakan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh para siswa jika rencana libur sekolah selama bulan Ramadan 2025 benar-benar diterapkan.

Menurut Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf, penerapan libur sekolah selama bulan Ramadan sudah pernah dilakukan.

“Kita libur (selama Ramadan) sudah pernah, enggak libur juga pernah,” katanya dalam konferensi pers, di Kantor PBNU Pusat, Jakarta Pusat, Jumat, 3/1.

Akan tetapi, ia masih merasa bingung jika libur tersebut diterapkan, apa yang akan dilakukan oleh para siswa selama libur sekolah itu.

“Kita tidak tahu apa yang akan dilakukan selama libur itu, jadi perlu ada evaluasi kegiatan apa yang bisa bermanfaat bagi anak-anak sekolah,” ujarnya.

Ia menyayangkan jika libur sekolah tersebut hanya membuat para siswa di rumah saja tanpa kegiatan apapun.

“Bukan seperti itu yang kita inginkan, karena kenyataannya sekolah sambil puasa juga tidak apa-apa,” ucapnya.

Ia menilai selama ini belum melihat model yang bisa diandalkan untuk bisa membuat siswa mempunyai kegiatan belajar selama libur Ramadan.

“Dulu kan ada ikut tarawih dan minta tanda tangan ustaznya (pesantren kilat), tapi apakah itu model yang bisa kita andalkan. Jadi bagaimana kerangka untuk kegiatan anak-anak ini,” tuturnya.

Apalagi, ia juga mempertanyakan bagaimana dengan kegiatan para siswa non muslim ketika libur sekolah tersebut dilakukan satu bulan penuh.

“Untuk siswa yang non muslim itu bagaimana, kalaupun libur, libur dia ngapain,” pungkasnya.*