Sabtu, 14 Juni 2025
Menu

Hasto: Perjuangan Harus Ada Pengorbanan

Redaksi
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto di Gedung Merah Putih KPK, Senin, 13/1/2025| Merinda Faradianti/ Forum Keadilan
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto di Gedung Merah Putih KPK, Senin, 13/1/2025| Merinda Faradianti/ Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini memeriksa Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) DPR yang menjerat buronan Harun Masiku.

Hasto mengatakan, dirinya hadir memenuhi panggilan KPK untuk memenuhi kewajibannya sebagai warga negara yang taat hukum dan menjunjung supremasi hukum berkeadilan.

“Saya akan memberikan keterangan dengan sebaik-baiknya,” kata Hasto kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Senin, 13/1/2025.

Meski begitu, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang hukum acara pidana, ia memiliki hak untuk melakukan praperadilan. Sehingga, pada kesempatan itu Hasto bersama kuasa hukum akan menyerahkan surat tersebut kepada pimpinan KPK.

“Apakah surat yang kami sampaikan tersebut nantinya berkaitan dengan pemeriksaan saya, akan tetap dilanjutkan atau pimpinan KPK mengambil suatu kebijakan untuk mengikuti seluruh proses praperadilan, kami serahkan hal tersebut kepada pimpinan KPK,” lanjutnya.

Ia juga menyinggung soal kontroversi penetapan tersangka kepada dirinya. Hasto menyebut, pihaknya telah siap secara formil dan materil. Sebab, sebagaimana yang diajarkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, perjuangan itu perlu pengorbanan.

“Sehingga terhadap seluruh risiko-risiko perjuangan dengan nilai-nilai tadi, tentu sekiranya membawa suatu konsekuensi khusus. Kami diajarkan oleh Bung Karno, oleh Ibu Mega, bahwa perjuangan memerlukan suatu pengorbanan terhadap cita-cita,” tegasnya.

Hasto meminta agar publik mendoakan kelancaran pemeriksaan dirinya di kasus tersebut. Tak lupa, dirinya meminta para simpatisan, anggota partai untuk tetap tenang.*

Laporan Merinda Faradianti