FORUM KEADILAN – Ketua Indonesian Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso meyakini pemecatan terhadap Ipda Rudy Soik ada indikasi untuk menutupi masalah mafia BBM di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pihak Polda NTT sendiri menyebut pemecatan terhadap Ipda Rudy Soik karena pelanggaran kode etik.
Sugeng mengatakan, sebenarnya, Rudy memiliki bukti yang kuat atas kejahatan para mafia BBM yaitu berupa rekaman suara yang otentik dari para pelaku. Bahkan bukti tersebut juga dituangkan ke dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
“Rudy Soik memiliki rekaman suara dari pihak yang terlibat jual beli bbm subsidi yang lebih original dan juga ia dituangkan dalam BAP,” kata Sugeng saat dikonfirmasi oleh oleh Forum Keadilan, Selasa, 29/10/2024.
Namun sayangnya, kata Sugeng, bukti rekaman yang Rudy bawa justru seolah tak dipertimbangkan oleh Komisi Kode Etik Polri (KKEP). Sugeng berharap agar pada komisi banding kode etik, rekaman suara tersebut jangan diabaikan bahwa masalah yang harusnya dituntaskan adalah perkara mafia BBM
“Tetapi tdk dipertimbangkan oleh KKEP. Karena itu Komisi Banding Kode Etik harus mempertimbanngkan bukti-bukti dari Rudy Soik,” ucap Sugeng.*
Sebelumnya dikabarkan, Rudy Soik membongkar skandal penimbunan BBM yang diduga dilakukan oleh Ahmad Anshar dan Algajali Munandar. Dalam rekam jejak keduanya, Ahmad dan Algajali juga pernah terlibat dalam kasus serupa dan dihukum pada tahun 2022.
Kemudian Rudy Soik juga membantah melakukan perselingkuhan dan karaoke di jam kerja adalah fitnah. Kata dia, keberadaan dirinya di restoran Masterpiece adalah menunggu kedatangan atasannya Kasat Reskrim untuk berkoordinasi terkait penggrebekan lokasi penimbunan minyak milik Ahmad
“Saya bilang, coba kita cari, depan Polda itu ada Restoran Masterpiece., yang di dalamnya ada karaoke family. Kemudian mereka membangun narasi saya berselingkuh,” kata Rudy Soik.*
Laporan Reynaldi Adi Surya
