FORUM KEADILAN – Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menawarkan kerja sama pengembangan energi nuklir ke Rusia. Langkah ini menjadi sebuah opsi untuk dapat mencukupi ketersediaan listrik di dalam negeri, hingga untuk keperluan non-energi seperti kesehatan dan pertanian.
Diskusi rencana kerja sama tersebut dilakukan ketika Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Kirill Komarov, sebagai First Deputy CEO for Corporate Development and International Business JSC Rosatom di Moskow, Rusia.
Airlangga menyebut bahwa pada saat ini Indonesia sedang fokus sejumlah hal terkait energi bersih sebagai bagian dari transisi energi. Airlangga pun kemudian mengajak Rusia untuk bekerjasama dalam pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia untuk mewujudkannya.
“Energi nuklir dapat menjadi salah satu opsi bagi ketersediaan listrik bagi masyarakat tanpa harus mengotori lingkungan. Rusia juga diundang untuk bekerjasama dalam pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu, 12/6/2024.
Hal tersebut sejalan dengan keahlian yang dipunyai oleh JSC Rosatom.
“Rosatom memiliki pengalaman yang cukup panjang untuk dapat melakukan kerja sama yang baik dan komprehensif dengan Indonesia. Rosatom akan menyiapkan berbagai hal bukan hanya di sisi konstruksi, namun juga analisis detail dari sisi sosial ekonominya,” jelas Komarov.
Diketahui, Airlangga sedang melakukan kunjungan kerja dan berbagai pertemuan bilateral di Moskow. Rusia pada 10-12 Juni 2024. Kedatangannya dimaksudkan untuk dapat meningkatkan kerja sama ekonomi dengan beberapa negara dan sebagai upaya mendorong ekspor guna menjaga surplus neraca perdagangan nasional.
Di hari pertama, Airlangga melakukan pertemuan khusus dengan Menteri Perdagangan Eurasian Economic Commission (EEC) Andrey Slepnev. Kesempatan ini, kedua Menteri membahas berbagai isu kerja sama strategis di bidang ekonomi dan perdagangan, antara lain percepatan penyelesaian Perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (Indonesia-EAEU FTA).
“Indonesia mendorong percepatan penyelesaian Perundingan Indonesia-EAEU FTA yang diharapkan akan bisa selesai di tahun ini, sehingga bisa bermanfaat bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya ke kawasan Eropa Timur dan Asia Tengah,” pungkas Airlangga.*