Netanyahu Cuek saat Jerman dan Negara Barat Gertak Israel agar Tidak Invasi Rafah

Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Israel (PM) Benjamin Netanyahu | Dok - AFP
Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Israel (PM) Benjamin Netanyahu | Dok - AFP

FORUM KEADILAN – Jerman dan beberapa negara barat mendesak agar Israel tidak melancarkan operasi militer ke Rafah, Jalur Gaza, Palestina, dan segera melakukan gencatan senjata.

Kanselir Jerman Olaf Scholz memperingatkan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengenai “konsekuensi perang yang kian mahal” imbas agresi brutal Israel ke Jalur Gaza.

Bacaan Lainnya

Scholz mengatakan bahwa situasi masyarakat di Gaza sangat menyedihkan dan membuat pertanyaan besar terkait operasi militer Israel selama ini di wilayah tersebut.

“Tidak peduli betapa penting tujuannya, apakah itu dapat membenarkan biaya yang sangat tinggi, atau adakah cara lain untuk mencapai tujuan Anda?” ujar Scholz saat bertemu Netanyahu, Minggu, 17/3/2024, dikutip Reuters.

Kemudian, Scholz mengungkapkan bahwa dirinya sudah berbicara dengan Netanyahu mengenai kondisi distribusi bantuan yang seharusnya segera diperbaiki.

“Kita tidak bisa berdiam diri dan menyaksikan warga Palestina berisiko mengalami kelaparan. Bukan itu yang kami perjuangkan,” tuturnya.

Ia memberikan peringatan kepada Netanyahu terkait korban sipil yang akan bertambah banyak jika Israel melakukan serangan Rafah.

“Bagaimana seharusnya lebih dari 1,5 juta orang dilindungi? Ke mana mereka harus pergi?” ucapnya.

Scholz menjelaskan bahwa korban sipil yang diakibatkan serangan di Rafah akan membuat perdamaian sulit untuk tercapai. Ia memberi analogi perdamaian dengan tembok dan parit.

Menurutnya, keamanan berkelanjutan tidak akan datang dari “tembok yang lebih tinggi dan parit yang lebih dalam.”

Tetapi, lanjut dia, dari perspektif positif bagi masyarakat Israel dan Palestina yang berarti solusi dua negara.

Gertakan ini juga datang dari Presiden Uni Eropa Ursula Von Der Leyen saat melakukan kunjungan ke Mesir.

Von Der Leyen meminta kepada Israel untuk membatalkan serangan mereka ke Rafah.

Netanyahu tidak ambil pusing saat gertakan tersebut dari Presiden Uni Eropa dan Kanselir Jerman. Ia menegaskan bahwa pasukan Israel tetap akan melanjutkan serangan darat di kota Gaza tersebut.

Gertakan petinggi Barat muncul seusai Israel menyetujui rencana serangan darat ke Rafah pada pekan lalu. Beberapa pihak diketahui mewanti-wanti serangan yang akan menimbulkan bencana kemanusiaan.

Tetapi, Israel tidak mempertimbangkan gertakan tersebut.

Pada saat ini, Israel membatasi bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza sehingga memicunya kelaparan dan krisis pangan. Total korban meninggal yang diakibatkan oleh agresi Israel telah mencapai lebih dari 31.000 mayoritas anak-anak dan perempuan.*