FORUM KEADILAN – Teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang akan dilakukan demi mengatasi polusi udara di Jakarta sampai saat ini masih terus diupayakan oleh pemerintah.
Diharapkan modifikasi cuaca ini bisa menurunkan hujan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun menyatakan ada dua syarat agar pelaksanaan modifikasi cuaca ini bisa berhasil.
Diketahui, TMC tahap pertama sudah dilakukan pada 19 hingga 21 Agustus lalu.
Lalu, direncanakan modifikasi cuaca tahap kedua akan dilakukan pada 24 Agustus sampai 2 September 2023.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, teknologi modifikasi cuaca artinya suatu usaha untuk mengkondisikan bagaimana kondisi atmosfer yang di udara itu potensi hujannya jatuh ke permukaan bumi itu sama jumlahnya atau menjadi kenyataan.
“Jadi untuk (menurunkan hujan) syarat itu dibutuhkan dua hal paling tidak yang pertama adalah adanya potensi pertumbuhan awan yang di atas 70 persen,” kata Guswanto.
Guswanto memberikan ilustrasi terkait kondisi awan-awan hujan di Jawa Barat, khususnya sekitar Jakarta.
Terpantau, kondisi awan-awan hujan di sekitar Jakarta pada tanggal 24 Agustus 2023 berada di kategori sedang yakni hanya 50-70 persen.
“Pertumbuhan kalau kita lihat gambar itu ada tiga kategori, satu adalah tidak ada pertumbuhan awan sama sekali, yang tidak ada titik-titiknya. Kemudian ada yang titik-titik cokelat, titik-titik cokelat itu adalah potensi yang 50-70 persen ya, itu sangat kecil potensinya kalau jadi hujan,” ungkap Guswanto.
Sedangkan yang banyak pertumbuhan hujan adalah awan hitam.
Kedua, dibutuhkan juga kelembaban udara lebih dari 80 persen di atas lapisan 700 atau 850 milibar.
“Kalau sudah kondisi itu tercipta di udara, di atas, baru kita berikan inti kondensasi, kita percepat hujan itu,” ujarnya.
“Inti kondensasinya itu berasal dari serbuk atau bubuk NaCl yang kita tabur melalui pesawat atau intinya kita percepat dengan diberikan inti kondensasi. Sehingga, kondisi awan yang tadi itu bisa menjadi hujan sesuai yang diharapkan dan jatuh ke permukaan bumi, itu kira-kira,” paparnya. *