Prabowo-Budiman Cederai Perjuangan Aktivis 98

Pertemuan Prabowo dan Budiman Sudjatmiko
Pertemuan Prabowo dan Budiman Sudjatmiko | ist

FORUM KEADILAN – Dulu lawan kini kawan, sikap politisi PDIP Budiman Sudjatmiko yang merapat ke Prabowo Subianto dianggap menyia-nyiakan perjuangan para aktivis 98.

Budiman dan Prabowo merupakan lawan secara politik di zaman Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.

Bacaan Lainnya

Budiman kala itu merupakan aktivis yang mendorong reformasi. Sedangkan Prabowo merupakan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus).

Nama Prabowo pun tidak pernah lepas dari penculikan dan penghilangan paksa aktivis 98. Dirinya pernah diberhentikan dari militer atas kasus tersebut.

“Kok bisa yang dulu berjuang mendorong demokrasi dan menuntaskan isu HAM (Hak Asasi Manusia) masa lalu justru mengambil langkah-langkah politik yang berseberangan dengan itu. Ini bukan soal personal, tapi bagian dari semangat dan nilai perjuangan politik 98 yang perlu selalu didorong,” ujar Direktur Eksekutif Imparsial Gufron Mabruri ketika dihubungi Forum Keadilan, Selasa, 8/8/2023.

Menurut Gufron, perjalanan transisi demokrasi di tahun 98 merupakan perjalanan politik yang mahal. Demokrasi dan kebebasan politik yang Indonesia nikmati saat ini adalah buah perjuangan dari semangat 98.

“Tidak hanya Budiman cs dll, tapi ini perjuangan semua elemen bangsa yang menuntut Soeharto turun dari tampuk kekuasaan yang sudah 32 tahun berkuasa,” imbuhnya.

Gufron lantas khawatir gabungnya atau merapatnya para aktivis ke Prabowo memungkinkan ‘perang politik’ di masa lalu terulang kembali.

“Jangan sampai persoalan-persoalan politik yang berkaitan dengan sejarah politik Indonesia di masa lalu terulang lagi di masa depan. Terlalu mahal harganya,” lanjutnya.

Pertemuan atau kedekatan Prabowo dan Budiman disebut membuat banyak aktivis 98 yang kecewa.

“Kalau saya baca dari media, nonton di tv segala macam ya, masih ada banyak nyawa yang tidak dipertanggung jawabkan dari proses reformasi kemarin kan. Ya, artinya bahwa semua harus diselesaikan,” ujar politisi PDIP Adian Napitupulu di Rumah Aspirasi relawan pemenangan Ganjar, Menteng Jakarta, Minggu, 30/7.

Puluhan aktivis 1998 yang tergabung dalam Forum Rakyat Demokratik (FRD) juga sempat mengingatkan Budiman soal apa yang terjadi saat memperjuangkan reformasi.

“Di tahun politik, kami tidak ingin orang melupakan kasus orang hilang dan semua pelanggaran HAM masa lalu hanya karena kepentingan-kepentingan politik pragmatis  jangka pendek,” ucap mantan Sekjen Partai Rakyat Demokratik Petrus Hariyanto di kantor YLBHI, Jakarta Pusat, Kamis, 27/7.

Mungkinkah merapatnya Budiman karena mengincar panggung Pilpres 2024? Terlebih sejumlah relawan Jokowi pun mengusung Budiman sebagai cawapres Prabowo di Pilpres 2024.

Budiman sempat mengaku berkawan dengan Prabowo lantaran ada tugas sejarah yang harus dijalankan bersama. Dia juga mengaku tak punya dendam dengan Prabowo yang dulu adalah aparat saat Budiman masih menjadi aktivis.

“Dulu kita berlawan karena tugas sejarah, sekarang kita berkawan juga karena tugas sejarah. Terima kasih,” kata Budiman di Medan, Senin, 7/8.

Di sisi lain, Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menyarankan untuk tak menganggap serius nama Budiman sebagai cawapres Prabowo. Kata Ujang, nama Budiman pun tak masuk daftar cawapres potensial.

“Ya memang nggak  ada (elektabilitas) itukan usulannya relawan Jokowi saja, dan itu juga hanya satu dua orang, jadi jangan ditanggapi terlalu serius, namanya juga usulan orang. Relawan Jokowi lainnya juga belum tentu sepakat secara kelembagaan,” katanya kepada Forum Keadilan.

Sementara, Gerindra sebagai partai yang dipimpin Prabowo dan mengusungnya di Pilpres 2024, belum berkomentar terkait usulan nama Budiman sebagai cawapres.* (Tim FORUM KEADILAN)

Pos terkait