Minggu, 09 November 2025
Menu

Pengamat Nilai Terjadi Penyimpangan Jika Prabowo-Gibran Menang 1 Putaran

Redaksi
Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Debat Kedua Calon Wakil Presiden (cawapres) Pemilu 2024, Di JCC Senayan, Jakarta, Jumat, 22/12/2023, Malam. | Youtube KPU RI
Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Debat Kedua Calon Wakil Presiden (cawapres) Pemilu 2024, Di JCC Senayan, Jakarta, Jumat, 22/12/2023, Malam. | Youtube KPU RI
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Sejumlah tim kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) kerap menarget kemenangan satu putaran, terutama pendukung paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Namun, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing berpendapat, Pilpres 2024 tidak mungkin selesai dalam satu putaran. Menurutnya, kalau Pilpres 2024 selesai satu putaran, maka terjadi penyimpangan.

Klaim Emrus itu merujuk pada hasil sejumlah lembaga survei yang jarang menemui elektabilitas salah satu paslon tembus 50,1 persen, yang mana syarat menang satu putaran.

“Pasalnya, tidak ada satu lembaga survei yang menempatkan elektabilitas di angka 50 persen plus satu, sebagai syarat minimal memenangi pilpres,” kata Emrus dalam keterangannya, Jumat, 5/1/2024.

Emrus mencontohkan rilis dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode 3-5 Desember 2023 yang mana elektabilitas Prabowo-Gibran di angka 45,6 persen, lalu disusul Ganjar Pranowo-Mahfud MD 23,8 persen dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 22,3 persen.

“Tidak mungkin Pilpres 2024 berlangsung satu putaran. Secara rasional, saya pikir sulit satu putaran, karena tiga pasangan calon untuk mencapai suara 50 persen plus satu sangat sulit,” kata dia.

Kata Emrus, jika Pilpres 2024 selesai satu putaran, maka terjadi penyimpangan. Ia mengatakan, publik akan bertanya-tanya dengan hasil tersebut.

“Jika terjadi satu putaran, maka terjadi penyimpangan dari teori probability itu sendiri, yang justru menimbulkan pertanyaan besar,” ujar Emrus.

Sebelumnya, Ketua Umum Gerakan Sekali Putaran Muhammad Qodari optimisme, Prabowo-Gibran menang satu putaran dengan perolehan suara 70 persen.

“Kalau saya, persentase sekali putaran 70 persen,” kata Qidari dalam diskusi ‘Ngobrol Bareng Pilpres Sekali Putaran’ di Jakarta, Kamis, 4/1.

Qodari menjelaskan, peluang 70 persen tersebut berdasarkan hasil survei dari berbagai lembaga yang menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran unggul dari dua paslon peserta Pilpres 2024 lainnya.

Selain itu, kata Qodari, berdasarkan sejumlah lembaga survei elektabilitas Prabowo-Gibran di kisaran angka 46-47 persen.*