Deolipa Yumara Dampingi Yoni Dores dalam Kasus Hak Cipta Lagu, Lesti Kejora Jadi Terduga

FORUM KEADILAN – Kuasa hukum Deolipa Yumara resmi mendampingi musisi sekaligus pencipta lagu Yoni Dores dalam polemik hak cipta yang kini tengah bergulir. Dalam konferensi pers yang digelar Selasa, 3/6/2025, Deolipa menegaskan bahwa langkah hukum yang diambil bertujuan untuk memperjelas status hak atas sekitar 80 lagu ciptaan Yoni Dores.
“Bang Yoni kemarin datang konsultasi ke saya soal hak cipta. Kita banyak diskusi dan beliau minta saya ikut mendampingi sebagai kuasa hukum tambahan,” ujar Deolipa kepada media di Balai wartawan Polda Metro Jaya, Selasa, 3/6.
Menurut Deolipa, laporan polisi yang sebelumnya dilayangkan Yoni Dores bertujuan untuk mendapatkan keadilan sebagai pencipta lagu, sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta. Ia menegaskan bahwa siapa pun yang menciptakan karya, termasuk lagu, berhak untuk mendapat pengakuan dan penghargaan atas ciptaannya.
“Ini bukan untuk menyasar siapa-siapa. Tapi memang dalam laporan polisi yang sudah masuk, terduga sementara adalah Lesti Kejora,” ujar Deolipa.
Meski demikian, Deolipa menegaskan, bahwa Lesti belum tentu bersalah. Pasalnya, hasil penelusuran sementara, ditemukan bahwa banyak akun YouTube berbeda yang menampilkan Lesti menyanyikan lagu-lagu ciptaan Yoni, namun dengan berbagai nama akun yang tidak jelas keterkaitannya.
“Kita gak tahu siapa yang memanfaatkan siapa. Apakah akun-akun ini bergerak sendiri atau ada hubungan langsung. Itu yang sedang kita selidiki,” ungkapnya.
Selain itu dalam kesempatan yang sama, Yoni Dores, menyatakan bahwa tujuannya bukan untuk menjatuhkan siapa pun, melainkan memperjuangkan hak sebagai pencipta lagu. Yoni menegaskan bahwa ia tidak pernah melarang siapa pun, termasuk Lesti, untuk menyanyikan lagunya.
“Saya tidak pernah berstatement begitu. Saya dengar Iis Dahlia juga bilang saya melarang, itu tidak benar. Silakan saja nyanyi,” kata Yoni.
Ketika ditanya apakah pihak Lesti telah mencoba menghubungi, Yoni mengaku belum. Bahkan, dirinya menyatakan siap terkait wacana boikot terhadap dirinya.
“Alhamdulillah, belum,” singkatnya.
“Silakan saja. Mereka punya hak. Kalau memang saya harus diboikot, ya boikotlah,” sambungnya.
Namun di balik ketenangan ucapannya, Yoni mengaku kasus ini cukup menguras pikiran dan emosinya.
“Kalau saya pikirin terus, mungkin bisa gila. Banyak sekali yang kalau dipikirin bikin pusing, sudah tidak manusiawi,” ungkapnya.
Ia juga mengungkap bahwa lagu-lagunya telah dinyanyikan Lesti sejak tahun 2017 hingga sekarang, bahkan masih ada unggahan baru dalam beberapa hari terakhir.
“Baru empat hari lalu masih ada yang keluar. Jadi ini seolah-olah terus dimanfaatkan,” katanya lagi.
Menjawab pertanyaan kenapa baru melaporkan ke polisi sekarang, Yoni menyampaikan bahwa ia sebenarnya sudah berusaha menyelesaikan secara kekeluargaan.
“Saya sudah tiga kali datang ke rumah Lesti, tanya-tanya ke satpam, tapi cuma berdiri di pagar. Tidak ditanggapi. Saya bukan nabi, saya manusia. Marah saya ada batasnya,” jelasnya.
Karena merasa disepelekan, tiga bulan setelah upaya damai itu, ia memutuskan melapor ke polisi.
“Saya cuma ingin konfirmasi. Itu benar Lesti yang nyanyi? Di mana? Sama siapa? Biar saya bisa tindak lanjuti. Tapi karena tidak ada respons, ya sudah, saya bawa ke polisi. Mungkin di situ bisa ada kejelasan,” jelasnya.
Meski kasus ini mencuat ke publik, Yoni tetap memberikan apresiasi kepada para penyanyi yang menghargai karya ciptaannya dengan cara yang benar. Salah satu yang disebut Yoni secara terbuka adalah Vina Panduwinata.
“Banyak yang nyanyi lagu saya dan ngasih royalti. Kalau Vina (Panduwinata), luar biasa. Dia kasih reward sampai 39 juta. Itu bentuk penghargaan,” tutupnya.*
Laporan oleh: Ari Kurniansyah