AHY Pilih Strategi Paralel Tangani Masalah Pesisir Utara Jawa

“Kita memetakan wilayah yang menjadi prioritas, tidak semuanya harus ditangani dengan pendekatan yang sama. Ada kombinasi antara solusi berbasis beton (grey solution) dan solusi alami seperti penanaman mangrove (green solution),” kata AHY, di kantor Kemenko Infras, Jakarta, Rabu, 19/3/2025.
Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan berbagai opsi dalam upaya mitigasi bencana dan perlindungan wilayah pesisir. Beberapa daerah mungkin lebih cocok menggunakan tanggul sebagai perlindungan, sementara di tempat lain, strategi retreat (mundur) bisa menjadi pilihan yang lebih efektif.
“Jika anggaran pembangunan tanggul lebih besar dibandingkan biaya relokasi, maka retreat bisa menjadi solusi. Namun, jika mundur tidak memungkinkan, kita bisa menggunakan strategi maju dengan membangun tanggul laut atau sea dikes,” ujarnya.
AHY menjelaskan proyek ini juga mencakup normalisasi sungai, perbaikan sistem drainase, dan peningkatan kualitas air untuk mengurangi eksploitasi air tanah. Ia mengungkapkan bahwa kajian kelayakan sudah dilakukan sejak tahun 2007-2008, dan berbagai konsep telah dikembangkan, termasuk proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) pada tahun 2014.
Kendati begitu, ia menuturkan pemerintah masih dalam tahap integrasi dan pemutakhiran konsep untuk memastikan kesiapan teknis sebelum proyek besar ini dimulai. Koordinasi dengan pemerintah daerah menjadi aspek krusial, mengingat proyek tersebut melibatkan banyak provinsi dan kabupaten/kota di sepanjang Pantai Utara Jawa.
“Kami ingin segera merealisasikan proyek ini, tetapi tidak boleh terburu-buru. Ini menyangkut tata ruang wilayah yang melibatkan banyak daerah. Kerja sama dengan pemerintah daerah sangat penting untuk memastikan keberhasilan proyek ini,” tutupnya.*
Laporan Novia Suhari