Minggu, 22 Juni 2025
Menu

Menteri P2MI Bantah Migran Korban Penembakan di Malaysia Terlibat Jaringan Narkoba

Redaksi
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, dalam acara Harlah PBNU, di kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 5/2/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, dalam acara Harlah PBNU, di kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 5/2/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding membantah dugaan bahwa pekerja migran Indonesia yang menjadi korban penembakan di Malaysia termasuk dalam jaringan narkotika.

Karding menyebut bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan langsung, termasuk melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia. Hasilnya, tidak ditemukan bukti kuat yang mendukung tuduhan tersebut.

“Saya sudah cek ya, pernyataan itu tidak sepenuhnya benar. Saya sudah cek ke kedutaan, bahwa itu ternyata tidak sepenuhnya benar,” katanya kepada wartawan dalam acara Harlah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 5/2/2025.

Meski demikian, ia tetap berharap agar dugaan tersebut memang tidak terbukti adanya.

“Semoga saja tidak benar ya,” tambah Karding.

Dalam kesempatan yang sama, terkait sosok bernama Malik yang disebut-sebut dalam kasus penembakan lima pekerja migran Indonesia (PMI), Karding mengaku masih belum memiliki data lengkap.

“Iya, banyak data yang kita tidak tahu,” ungkapnya.

Diketahui, nama Malik muncul dalam hasil wawancara KBRI di Malaysia serta atase Polri dengan dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang selamat dari insiden penembakan oleh otoritas Malaysia.

Dua WNI tersebut mengaku bahwa Malik diduga sebagai pelaku penyelundupan PMI ilegal ke Malaysia dan kerap menerima pembayaran dari mereka agar bisa keluar masuk dari Negeri Jiran tersebut.*

Laporan Novia Suhari