Miftah Maulana Umumkan Mundur dari Utusan Presiden usai Olok-Olok Pedagang Es Teh

FORUM KEADILAN – Miftah Maulana Habiburrakhman mengumumkan bahwa dirinya mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Hal tersebut diumumkan oleh Miftah dalam konferensi pers yang digelar di Pondok Pesantren Ora Aji yang diasuhnya di Sleman, DI Yogyakarta, Jumat, 6/12/2024.
“Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan dan dengan penuh kesadaran, saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” ungkap Miftah.
Menurut Miftah, pengunduran dirinya ini ia lakukan bukan karena desakan atau permintaan dari siapa pun, tetapi karena ia bertanggung jawab terhadap Presiden Prabowo Subianto serta masyarakat Indonesia.
“Keputusan ini saya ambil bukan karena ditekan oleh siapa pun, bukan karena permintaan siapa pun. Tetapi keputusan ini saya ambil karena rasa cinta hormat dan tanggung jawab saya yang mendalam terhadap bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat,” tutur dia.
Sebelum mengundurkan diri, masyarakat Indonesia sendiri sudah menandatangani petisi yang berisi permintaan mencopot Miftah Maulana dari posisinya.
Diketahui, petisi yang dibuat di laman change.org itu telah ditandatangani sebanyak 284.278 orang pada hari ini, Jumat, 6/12 pukul 11.49 WIB.
Petisi tersebut muncul usai Miftah mengolok-olok penjual es teh di Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu, 20/11 viral di media sosial. Hal tersebut membuat masyarakat geram sehingga muncul petisi pencopotan terhadap jabatan Miftah.
Miftah pun sempat menanggapi desakan pencopotan dirinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan tersebut.
“Tidak usah tanya (soal desakan pencopotan) itu, itu bukan kewenangan saya,” kata Miftah di kediamannya, Pondok Pesantren Ora Aji di Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta Rabu, 4/12.
Perisi yang dibuat oleh Dika Prakasa itu berdasarkan rasa ketidakpantasan seorang ahli agama dalam mengucapkan kalimat kasar yang ditujukan di depan khalayak umum.
“Terlepas dari pro dan kontra, rasanya tidak pantas seorang yang banyak berbicara tentang agama mengucapkan kalimat kasar yang ditujukan untuk seseorang di depan umum,” tulis Dika dalam laman change.org tersebut.
Dengan adanya petisi ini Dika berharap agar Presiden Prabowo Subianto mempertimbangkan kembali jabatan yang diberikannya kepada Miftah.
“Atas dasar peristiwa ini, saya membuat petisi agar teman-teman yang melihat petisi ini mau meluangkan waktunya untuk memberikan tanda tangan agar bapak Prabowo Subianto mempertimbangkan kembali jabatan yang diberikan ke Gus Miftah,” jelas dia.
Ia menilai, hal tersebut merupakan sikap yang bertolak belakang dengan Prabowo Subianto, yang sangat menghormati dan menghargai rakyat kecil seperti pedagang, tulang bakso, nelayan, dan pekerjaan di lapisan masyarakat menengah lainnya.*
Laporan Dian Pangestu Pancar