Kamis, 19 Juni 2025
Menu

Di Madura Beda Pilihan Politik Dikeroyok Hingga Tewas, Ini Penjelasan Pakar Sosiologi

Redaksi
Ilustrasi pembacokan.
Ilustrasi. | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Pakar Sosiologi, Musni Umar, menanggapi aksi pengeroyokan dan pembacokan yang berujung kematian imbas beda dukungan pilihan bupati (Pilbup) di Sampang, Madura. Ia mengakui, dalam setiap politik, memang kerap terjadi gesekan di akar rumput, tidak terkecuali di Sampang, Madura, Jawa Timur.

“Dalam setiap perhelatan politik seperti pemilihan kepala daerah, selalu menimbulkan gesekan sosial di tingkat akar rumput,” kata Musni Umar saat dikonfirmasi Forum Keadilan, Rabu, 20/11/2024.

Menurut Musni Umar, di Madura, setidaknya ada tiga kekuatan yang berpengaruh yaitu Kiai, Blater atau Jawara dan Klebun atau juragan orang kaya. Dia menyebutkan sisi tidak sehat dari persaingan politik di Madura adalah ketika ada persaingan politik dimana blater yang dimanfaatkan untuk menekan lawan secara fisik.

“Dalam persaingan politik untuk merebut kekuasaan di Madura sangat keras karena masing kekuatan sering menggunakan “blater” yang memiliki “pasukan” yang siap menggunakan kekuatan pisik untuk memenangkan pertarungan politik,” kata Musni.

Karena itu Musni tak heran jika persaingan dua kubu terkait Pilbup berujung kekerasan bahkan menimbulkan korban jiwa. Dia juga mengecam tragedi pengeroyokan yang berujung tewasnya satu orang di Sampang, Madura. Apalagi dalam peristiwa ini yang menjadi korbannya adalah rakyat kecil yang menjadi korban persaingan politik

“Peristiwa carok di Madura dalam pemilihan Kepala Daerah saat ini, sangat memprihatinkan karena menggunakan orang-orang kecil sebagai “pasukan berani mati” dalam persaingan politik untuk
merebut kekuasaan,” kata dia.

Musni berharap peristiwa carok untuk kepentingan politik bisa dihindari sebab tindakan primitif tersebut sudah tidak produktif dan merugikan. Karena itu kata dia, tradisi tersebut harus dihilangkan.*

Laporan Reynaldi Adi Surya