Sinopsis Film ‘Bolehkah Sekali Saja Kumenangis’, Soroti Isu KDRT & Mental Health

FORUM KEADILAN – Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis merupakan melodrama rilisan Sinemaku Pictures yang disutradarai oleh Reka Wijaya. Film ini dibintangi oleh Prilly Latuconsina sebagai Tari dan Pradikta Wicaksono sebagai Baskara. Diadaptasi dari lirik lagu “Runtuh” oleh Feby Putri dan Fiersa Besari, film ini mengangkat isu yang sering terjadi di masyarakat yakni KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dan Mental Health.
Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis mengisahkan perjalanan seorang perempuan bernama Tari yang harus menghadapi trauma yang terjadi di keluarganya. Setelah kakak nya pergi dari rumah, Tari berjuang seorang diri untuk melindungi dan menyelamatkan ibunya dari sang ayah yang selalu bersikap kasar.
Sedari kecil, Tari kerap melihat kedua orangtuanya bertengkar. Melihat ibunya diperlakukan kasar oleh ayahnya. Situasi itu menciptakan trauma, ia tumbuh sebagai seorang sulit mengungkapkan perasaannya sendiri. Selain itu, dalam kesehariannya, ia juga dituntut untuk selalu ceria seolah-olah tak ada masalah dalam hidupnya.
Suatu ketika, Tari sudah tidak sanggup lagi akan beban masalah dirumahnya, ia kemudian bergabung dengan sebuah komunitas, yang menjadi wadah untuk saling mendukung dan berbagi kisah.
Di dalam komunitas tersebut, bukan hanya Tari saja, namun ada beragam kompleksitas masalah dari anggota lainnya. Salah satunya Baskara, dikenal sebagai sosok lelaki temperamental yang tidak bisa mengontrol emosinya akibat ekspektasi dalam kehidupannya. Keduanya semakin dekat dan saling mendukung, hingga suatu saat ada pertikaian dan masalah Tari dengan ayahnya semakin rumit.
Film ini memberikan gambaran nyata tentang KDRT yang dialami perempuan dan tekanan sosial yang membuat korban sering merasa kesulitan untuk lepas dari situasi berbahaya, menyoroti bagaimana perasaan takut yang membuat banyak korban memilih bungkam. Peran ibu sini menjadi simbol dari banyak perempuan di luar sana yang berharap keluar dari siklus kekerasan tapi terjebak oleh berbagai tekanan.
Selain mengangkat isu KDRT, Film ini menunjukkan eksplorasi mendalam tentang perjalanan emosi dan trauma yang dialami Tari, menyadari pentingnya dukungan psikologis dan bagaimana pengaruh trauma yang berkepanjangan bisa menghancurkan kehidupan seseorang. Tari melalui perjalanan sulit dalam menerima kondisinya dan berupaya sembuh.
Demikian, Film ‘Bolehkah Sekali Saja Kumenangis’ merupakan film yang mengajak kita untuk lebih peduli, baik terhadap orang lain maupun diri sendiri, terutama dalam menghadapi isu-isu sensitif seperti KDRT dan Mental Health.*
Laporan Zahra Ainaiya