Anies Kecolongan, Gagal Nyalon Pilkada karena Percaya Parpol

Pengamat Politik Nur Iswan dalam Podcast Hanya di Sini (PHD) 4K Forum Keadilan bersama Poempida Hidayatullah, Senin, 2/9/2024 | YouTube Forum Keadilan TV
Pengamat Politik Nur Iswan dalam Podcast Hanya di Sini (PHD) 4K Forum Keadilan bersama Poempida Hidayatullah, Senin, 2/9/2024 | YouTube Forum Keadilan TV

FORUM KEADILAN – Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan gagal maju di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 lantaran ditinggalkan oleh partai-partai yang mengusungnya di Pilpres kemarin.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) balik badan. Bahkan PDI Perjuangan yang sempat diisukan akan mengusung Anies, malah berpaling detik-detik terakhir pendaftaran.

Bacaan Lainnya

Usai kegagalannya, Anies memberikan keterangannya dalam sebuah video yang diunggah di akun Youtubenya, Jumat, 30/8/2024. Dalam video itu, Anies mengungkapkan gagasan untuk membentuk partai politik baru dan mengumpulkan semangat perubahan.

Menurut Anies, diperlukan sebuah partai gerakan organisasi massa (ormas) untuk mewujudkan perubahan yang sejak pemilihan presiden (Pilpres) lalu ia canangkan.

Terkait wacana Anies membentuk partai politik baru Pengamat Politik Nur Iswan mengungkapkan bahwa ideologi yang cocok untuk menjadi ‘mantra’ di partai politik Anies adalah change yang berarti perubahan.

“Mantranya mungkin yang ideologis yang sudah masuk menjadi mantranya Mas Anies atau identik dengan Mas Anies adalah change, berarti perubahan. Nah itu mantra, itu nanti soal bajunya seperti apa soal lain. Itu bisa dikemas dalam berbagai bentuk,” ujar Nur Iswan dalam Podcast Hanya di Sini (PHD) 4K Forum Keadilan bersama Poempida Hidayatullah, Senin, 2/9/2024.

Namun, Iswan meningatkan kepada Anies Baswedan untuk was-was terhadap persyaratan sebelum membuat partai politik. Menurutnya, Anies terlebih dulu harus mensimulasikan segala persyaratan.

Lebih lanjut Iswan menjelaskan, membuat ormas jauh lebih mudah dibandingkan membuat partai politik. Sebab, partai politik juga harus mengikuti Undang-Undang Kepartaian, sama seperti ormas yang juga terikat dengan Undang-Undang Ormas.

“Rasa-rasanya membuat ormas jauh lebih mudah daripada membuat satu partai politik,” jelas Iswan.

Iswan memandang, simulasi juga diperlukan untuk mematangkan partai politik yang akan dibuat oleh Anies. Sebab, gagalnya Anies untuk maju di Pilkada 2024 ini seharusnya telah memberikan pelajaran kepadanya, bahwa ketika dirinya tidak memiliki partai, maka ia tidak bisa melakukan kontrol secara penuh.

“Kan logikanya gini loh, kenapa sih ada gagasan membuat partai? Kira-kira nih. Lagi-lagi saya tidak berpretensi untuk mengetahui lebih detail. Tapi kira-kira kan gini, Pilkada Jakarta memberikan pelajaran dan hikmah buat seorang Anies Baswedan, bahwa ketika tidak memiliki partai, kontrol tidak sepenuhnya ada di dia,” pungkas Iswan.

Iswan menilai, salah satu penyesalan terbesar yang dirasakan oleh Anies adalah karena ia tidak melakukan proses pendaftaran lewat jalur independen atau perseorangan. Hal ini Anies lakukan, karena dirinya terlalu percaya dengan partai-partai politik yang sebelumnya telah berancang-ancang mengusungnya di Pilkada 2024.

“Jadi istilahnya itu mungkin ya, ini berpolitiknya untuk tidak mengatakan terlalu lugu, tapi terlalu percaya terhadap partai. Kalau misalkan disiapkan 2 track independen dan partai, ketika partai itu membatalkan pencalonannya terhadap Mas Anies, independennya jalan. Tapi saking percayanya terhadap 3 partai ini, mungkin plus 4 partai, bahwa tidak mungkin dibatalkan, maka independennya itu tidak disiapkan,” pungkas Iswan.*

Pos terkait