FORUM KEADILAN – Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengungkapkan sempat menerima ancaman oleh pemilih saat melakukan pengawasan pemungutan suara ulang (PSU) di Kuala Lumpur, Malaysia.
Bagja mengaku terkejut saat menerima ancaman tersebut.
“Insyaallah money politics terang-terangan di depan kami, tidak bisa lakukan, tapi kami misalnya PSU di Kuala Lumpur saya harus akui saya diancam pada saat melakukan pengawasan KSK,” ujar Bagja dalam rapat kerja antara Komisi II dengan KPU, Bawaslu, di gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 15/5/2024.
Bagja mengatakan bahwa pada saat itu ia melihat secara langsung ancaman tersebut diberikan kepadanya. Ia menyebut ancaman disampaikan di depan para pengawas Pemilu.
“Pada saat itu saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, mengalami Ketua Bawaslu RI bisa diancam oleh pemilih, karena pemilihnya agak brutal memang diambil, ‘Ini istri saya, saya boleh mendikte istri saya untuk pilih siapa’ di depan pengawas pemilu, di depan KPPS,” terangnya.
Bagja menjelaskan, dirinya juga sempat dihentikan oleh aksi pemilih tersebut, tetapi Bagja langsung dikelilingi oleh masyarakat di sana.
“Saya berhentikan, kemudian saya dikelilingi oleh 50 orang dan saya cuma seorang dan itu semua pekerja di Kuala Lumpur,” katanya.
“Akhirnya mundur pelan-pelan, saya sudah laporan ke Polisi bahkan kami minta pengawalan di Malaysia, baru datang satu jam kemudian,” tambahnya.
Bagja menyebut ancaman tersebut adalah pertama kali diterimanya selama menjadi penyelenggara Pemilu dan pada saat itu, ia mengaku tak bisa membubarkan aksi para pemilih.
“Baru kali ini saya merasakan jadi penyelenggara yang benar-benar jadi penyelenggara, diancam oleh pemilih, kami juga tidak bisa bubarkan itu, kalau dibubarkan pasti riuh lagi, PSU lagi, karena itu saat PSU,” tandasnya.*