FORUM KEADILAN – Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Republik Indonesia (RI) Vasyl Hamianin membantah klaim Rusia yang menyebut 10 warga negara Indonesia (WNI) menjadi tentara bayaran militer Ukraina.
“Rusia membuka mulut hanya untuk mengatakan kebohongan,” ujar Vasyl kepada wartawan, dikutip, Sabtu, 16/3/2024.
Vasyl lalu mempertanyakan bukti klaim Rusia tersebut. Ia menilai, pernyataan Rusia adalah upaya propaganda.
“Apakah Anda melihat bukti apa pun, selain kata-kata kosong dan tuduhan propaganda Rusia? Selain itu, mengapa Anda tidak bertanya kepada pihak berwenang di negara yang diduga mengirim tentara bayaran ke Ukraina? Saya ulangi, apakah ada bukti dan faktanya?” ujarnya.
“Jika tidak, kita semua tahu bahwa penguasa Rusia adalah pembohong dan provokator profesional. Saya tidak punya informasi mengenai hal ini,” lanjutnya.
Menurut Vasyl, sebenarnya banyak warga negara dari Asia, Afrika, Amerika Latin yang menjadi tentara bayaran untuk Rusia. Dia mengaku memiliki semua bukti untuk mendukung klaim tersebut.
“Namun saya tahu bahwa ada warga negara dari beberapa negara di Asia, Afrika, Amerika Latin yang berperang sebagai tentara bayaran di tentara Rusia. Dan semuanya menjadi berita. Semua terbukti,” kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia merilis data mengenai jumlah ‘tentara bayaran asing’ yang berperang untuk Ukraina sejak Februari 2022.
Dalam data tersebut, yang juga dirilis oleh Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, terdapat informasi mengenai 10 WNI yang diklaim telah bergabung dengan militer Ukraina, dan empat di antara mereka dilaporkan tewas oleh Rusia.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Lalu M Iqbal mengatakan, data-data yang diungkapkan perlu ditanyakan kembali kepada Rusia.
“Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki,” kata Iqbal dalam keterangannya, dikutip, Sabtu.*