FORUM KEADILAN – Pegiat media sosial sekaligus calon legislatif (caleg) DPR RI Ade Armando optimis melenggang ke Senayan pada Pemilu 2024. Ia mengaku telah mengajukan pensiun dini sebagai dosen di Universitas Indonesia (UI) setelah memutuskan bergabung bersama Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Dalam podcast Caleg Bicara Forum Keadilan, Ade menjelaskan alasan dirinya maju menjadi anggota DPR. Di antaranya, ingin melawan ketidakadilan, melawan intoleransi, melawan korupsi, hingga ketidakmerataan.
“Melawan itu semua tidak bisa lagi dilakukan di luar sistem. Saya banyak mengkritik berbagai pihak, tapi pada akhirnya sadar bahwa kritik saya bisa saja tidak berdampak apa-apa. Jika di dalam sistem tidak ada orang yang merespons dan memfasilitasi gagasan tersebut,” katanya, dikutip, Jumat, 15/12/2023.
Ade juga menceritakan peristiwa penting kenapa dirinya memilih bergabung bersama PSI.
Ketika tahun 2022, Ade pernah mengalami pengeroyokan di depan Gedung DPR Senayan. Menurutnya, peristiwa pengeroyokan itu berkaitan dengan apa yang selama ini disampaikannya, yaitu pluralisme.
“Ketika saya melakukan serangan pada kelompok-kelompok yang diskriminasi itu, mau tidak mau saya harus berkonflik, sehingga saya harus mencoba masuk ke dalam parlemen karena di sana lah orang bisa membuat peraturan perundangan dan bisa mengawasi,” lanjutnya.
Kata Ade, meskipun dirinya dulu memiliki profesi yang sedikit berseberangan dengan politik tapi hal itu tidak menyurutnya niatnya maju sebagai caleg. Seperti diketahui, Ade pernah menjabat sebagai salah seorang anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
“Saya menyadari bahwa mengkritik saja tidak akan ke mana-mana kalau dalam tiga lembaga besar (eksekutif, legislatif, yudikatif) orang-orang yang akan bisa menampung dan memfasilitasi apa yang menjadi masukan dari masyarakat sipil,” paparnya.
Ade mengungkap, banyak pihak yang mempertanyakan keyakinannya untuk maju sebagai calon legislatif DPR RI. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengalaman politik Ade dan fakta bahwa ia bernaung di bawah partai politik yang baru berdiri.
“Jika menjalani dari awal, dari DPRD terlalu lama. Waktu saya nggak banyak. Intinya kalau mau fight lawan korupsi ya memang harus ada Undang-Undang. Ini juga tidak gampang, risiko harus diambil dan saya harus bertarung di situ (caleg DPR),” ujarnya.*
Laporan Merinda Faradianti