FORUM KEADILAN – Kepala Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Moeldoko secara tegas membantah adanya intervensi di balik kedatangan polisi di Kantor DPC PDIP Solo, Jawa Tengah.
Moeldoko menekankan bahwa tidak ada intervensi, baik dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) maupun pihak terkait tuduhan tersebut. Ia juga menegaskan, Jokowi telah memberikan arahan kepada aparat negara untuk tetap netral dalam Pilpres 2024.
“Presiden sangat jelas berkali-kali mengatakan posisi TNI dan Polri sangat clear, tetapi kalau di bawah ada umpamanya ada hal-hal yang menyimpang dari arahan Presiden, itu masyarakat bisa komplain itu,” tegas Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis, 9/11/2023.
Moeldoko juga memastikan, tidak ada arahan dari panglima TNI atau kapolri terkait kejadian tersebut. Menurutnya, hal ini kemungkinan disebabkan oleh perilaku menyimpang dari pihak yang terlibat.
“Umpamanya ada prajurit di bawah salah melakukan sesuatu, ya itu sanksinya cukup yang bersangkutan karena bukan menjadi sebuah kebijakan garis komando,” tambahnya.
Sebelumnya, Kantor DPC PDIP di Kampung Brengosan, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Surakarta (Solo), Jawa Tengah, dikunjungi oleh sejumlah polisi pada Rabu, 8/11 kemarin.
Kapolresta Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi menjelaskan, kunjungan anggotanya ke kantor PDIP Solo sebagai tindakan rutin dalam rangka pengamanan Pemilu.
Namun, Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo menyampaikan protes terhadap kejadian tersebut. Ia menilai kehadiran polisi sebagai bentuk intimidasi.
“Kalau DPC saja sudah didatangi polisi, orang akan menilai adalah bentuk intervensi, intimidasi supaya orang takut ke DPC. Ini nggak benar,” jelas Rudy di Solo, Rabu, 8/11.
Diketahui, ketegangan antara PDIP dan Jokowi terjadi menjelang Pilpres 2024 setelah putra sulung Jokowi yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Padahal, PDIP telah mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2024. Gibran juga sempat ditunjuk sebagai juru kampanye untuk mendukung kemenangan Ganjar-Mahfud.*