FORUM KEADILAN – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati curhat soal posisinya yang kerap disebut sebagai salah satu menteri terbaik.
Menurutnya, hidupnya tak bisa disebut enak lantaran ia menyebutkan berbagai tekanan soal kondisi dunia yang terus diguncang berbagai permasalahan.
Mulai dari krisis keuangan, perang dagang, pandemi Covid-19 hingga masalah geopolitik.
“Kayaknya kalian mikirnya ibu menteri keuangan hidupnya enak banget, juara terus, jadi menteri terbaik, jadi gitu, kayaknya enak, (padahal) nggak juga,” kata Sri Mulyani dalam Kuliah Umum Universitas Diponegoro & Universitas Negeri Semarang pada Senin, 23/10/2023.
“Umur saya sudah di atas 60, I have done quite a lot and experiencing so many thing yang paling painful. Kalian bayangin muka saya kayaknya nggak muka orang yang menderita kan, jangan terlalu mudah percaya apa yang kalian lihat,” tambahnya.
Sebagai bendahara negara, Sri Mulyani dan jajarannya harus membuat kebijakan fiscal yang diselaraskan dengan siklus perekonomian.
Salah satu tekanan yang dihadapi yakni dampak perang Rusia-Ukraina dengan meroketnya harga minyak dunia.
“Harga minyak mau naik ke US$ 100, kemudian terjadi perang yang semuanya khawatir, sekarang ini AS tidak ada ketua DPR-nya sehingga mereka nggak bisa mengendalikan fiskal, gonjang-ganjing ini sebetulnya dunia,” tegas Sri Mulyani.
Ia juga menyebut tekanan perekonomian global yang terjadi tidak terlalu dirasakan oleh masyarakat. Alasannya, permasalahan ini langsung direspons oleh pemerintah.
“Dunia gonjang ganjing kayaknya kalian happy-happy saja, there must be something and someone taking care of you, ya kan, nggak ada yang tepuk tangan karena memang sudah taken for granted,” ucap Sri Mulyani.
Untuk itu, pemerintah ingin terus menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas agar mampu menurunkan pengangguran dan kemiskinan.
“Kita ingin supaya Indonesia terhindar dari middle income trap,” ucapnya.*