FORUM KEADILAN – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menanggapi kritikan dari Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Riau terkait Analisis Mengenai Dampak Lingkungan HidupĀ (AMDAL) pembangunan proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City yang baru disusun.
Berdasarkan dokumen yang beredar, undangan penyusunan AMDAL tersebut baru diagendakan per tanggal 30 September 2023.
Agenda yang dibahas adalah konsultasi publik penyusunan dokumen AMDAL kawasan Rempang Eco-city Kecamatan Galang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Bahlil menjelaskan, AMDAL untuk industri memang baru disusun. Tapi, untuk AMDAL keseluruhannya sudah berada di tangan BP Batam.
“Kalau AMDAL industri nya baru, tapi Kalau AMDAL untuk semuanya ada di BP Batam,” ucap Bahlil usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung Nusantara I, Jakarta, Senin, 2/9/2023.
Meski begitu Bahlil tidak menjelaskan secara detil AMDAL seperti apa yang dimaksudnya. Ketika ditanya terkait kebenaran AMDAL untuk industri yang baru disusun, Bahlil berdalih semua sesuai prosedur.
Menurut Bahlil, bukan sesuatu yang baru jika WALHI kerap mengkritik dan menolak proyek strategis nasional di Indonesia.
“WALHI kenapa? Tolak? WALHI memang selalu begitu kalau ada yang terbaik untuk negara pasti ditolak,” sindir Bahlil.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif WALHI Riau Boy Jerry Even mengkritik proses penyusunan AMDAL untuk PSN Rempang Eco-City yang baru disusun.
Menurutnya, penyusunan AMDAL harus melibatkan komunikasi dan konsultasi kepada masyarakat terdampak untuk dimintai pendapat mereka terkait proyek tersebut.
“Kenyataannya dokumen AMDAL baru mulai disusun. Bagaimana mungkin menilai dampak lingkungan dan sosial tanpa didahului dokumen AMDAL,” kata Boy dalam siaran persnya, Jumat, 29/9.
Meski begitu, sampai hari ini, kata Boy, masyarakat masih menunjukkan penolakan dan tetap bertahan di kampung-kampung mereka.
“Masyarakat tetap menolak upaya penggusuran dan rencana pembangunan pabrik kaca dibatalkan,” ujarnya.
Ribuan penduduk Rempang, Batam, Kepulauan Riau, terancam harus meninggalkan tempat tinggal mereka karena disebabkan akan adanya pembangunan PSN Eco-city yang digarap PT Makmur Elok Graha (MEG).
“Tidak peduli dengan 16 kampung tua, Bahlil hanya khawatir dengan investasi Tiongkok di Rempang. Dia tidak memposisikan sejarah dan peradaban lahirnya Indonesia lebih berharga dibandingĀ investasi,” tutup Boy.*
Laporan Syahrul Baihaqi