FORUM KEADILAN – Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri memanggil Rocky Gerung untuk dimintai keterangan terkait dugaan dirinya menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin, 4/9/2023.
“Rencana hari ini 4 September 2023, penyidik akan mengundang saudara Rocky Gerung untuk kita mintai keterangan klarifikasi,” ujar Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro dalam keterangannya Senin, 4/9.
Meski begitu, Djuhandani mengatakan, belum bisa memastikan kehadiran dari Rocky.
Djuhandani menjelaskan bahwa Bareskrim dan Polda jajaran telah menerima sebanyak 24 laporan polisi terkait perkara Rocky. Polisi juga telah memeriksa 72 orang saksi dan 13 ahli terkait kasus itu.
Adapun perkara tersebut, kata Djuhandani, masih dalam tahap penyelidikan.
“Telah di BAI sebanyak 72 saksi dan 13 ahli,” katanya.
Sebelumnya, pernyataan Rocky Gerung di kanal YouTube milik Refly Harun menuai sorotan karena dinilai menghina Jokowi. Berikut pernyataannya:
Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya, dia jadi rakyat biasa, nggak ada yang peduli nanti. Tetapi, ambisi Jokowi adalah mempertahankan legasinya. Dia mesti pergi ke China buat nawarin IKN. Dia mesti mondar-mandir dari satu koalisi ke koalisi yang lain untuk mencari kejelasan nasibnya. Dia memikirkan nasibnya sendiri. Dia nggak mikirin nasib kita.
Itu b** yang t. Kalau dia b* pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat. Tapi b* t* itu sekaligus b** yang pengecut. Ajaib, b** tapi pengecut.
Rocky Gerung Minta Maaf
Rocky lalu meminta maaf karena pernyataannya menimbulkan perselisihan.
“Saya minta maaf karena peristiwa itu membuat perselisihan ini makin menjadi-jadi tuh, itu intinya tuh. Yang tentu ini berbahaya di dalam tahun-tahun politik,” kata Rocky saat konferensi pers di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 4/8.
Rocky menduga berbagai macam kepentingan akan memanfaatkan kasus ini. Namun dia menegaskan tidak akan pernah berhenti menjadi pengkritik.
“Kenapa? Karena kasus ini berbagai macam kepentingan mengincar untuk mengeksploitasi itu. Tapi saya tidak akan berhenti menjadi pengkritik, itu dasarnya. Jadi sekali lagi, saya anggap saja bahwa, oke selesaikan saja kasus ini,” tutur Rocky.
“Saya tetap akan mengatakan bahwa saya akan terus mengambil risiko untuk menjadi pendidik demokrasi itu dengan segala macam akibat,” tutupnya.*