FORUM KEADILAN – Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menjelaskan kesulitan yang dihadapi dalam modifikasi cuaca.
Teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dilakukan berupa hujan buatan untuk mengatasi polusi udara sulit dilakukan lantaran ketiadaan awan.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto.
“Jadi, semalam disampaikan bahwa teknologi modifikasi cuaca untuk wilayah DKI Jakarta masih sulit dilakukan karena memang ketidaktersediaan awan,” ungkap Asep dalam rapat bersama Komisi D DPRD DKI pada Selasa, 22/8/2023.
Lebih lanjut, Asep mengatakan bahwa awan adalah faktor penentu penerapan teknologi modifikasi cuaca.
Berdasarkan hasil observasi BMKG, kata dia, teknologi modifikasi cuaca belum bisa dilakukan di Jakarta hingga 29 Agustus mendatang.
“Memang kesulitan itu menjadi dasar, tidak dapat turun hujan di wilayah Jakarta. Tiga hari kemarin, BMKG sudah lakukan TMC dan hasilnya hujan hanya di wilayah pinggiran Jakarta, yang dilaporkan Pamulang hari minggu hujan, Bogor hujan dan Depok gerimis,” ujarnya.
Asep juga menjelaskan jika Pemprov DKI bersama dengan BMKG dan BRIN akan mencoba memasang generator di beberapa gedung di Jakarta sebagai upaya modifikasi cuaca.
“Nanti malam akan ada rapat kembali untuk pemasangannya, di samping akan ada upaya lainnya, untuk dapat modifikasi lagi,” ucap Asep.
Tidak hanya Pemprov DKI, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya juga mengatakan ada kendala dalam menciptakan hujan buatan di wilayah Jakarta.
Menurutnya, letak Jakarta sebagai faktor kendala.
“Kadang-kadang karena hambatan itu, hujannya jadi tidak sampai jatuh di Jakarta, keburu jatuh di laut. Apalagi Jakarta ini kan banyak gedung tingginya, yang menyebabkan beberapa daerah yang rendah itu sirkulasi udaranya jadi terganggu, sehingga udaranya susah untuk dibersihkan atau sulit untuk bergerak rapi,” kata dia, Senin. 21/8/2023.*