Ketum PBNU Tegaskan NU tidak Boleh Dicatut dalam Ranah Politik

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. | Ist

FORUM KEADILAN – Nahdlatul Ulama (NU) tidak akan pernah dan tidak boleh dicatut atau dibawa ke dalam ranah politik. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali menegaskan hal itu.

Penegasan tentang sikap politik itu diutarakan Ketua Umum (Ketum) PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat mengisi acara Halaqah Fikih Peradaban di Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri.

Bacaan Lainnya

Menurut ulama yang akrab disapa Gus Yahya, bila ada calon presiden dari NU itu atas nama prestasi dan kredibilitas serta track record-nya sendiri. Bukan atas nama NU.

“Berkali-kali saya nyatakan, tidak ada capres atau cawapres atas nama NU,” kata Gus Yahya, Sabtu, 21/1/2023.

Ketika disinggung soal pemimpin yang cocok untuk memimpin bangsa Indonesia ke depan, Gus Yahya mengatakan yang penting amanah dan punya kapasitas.

Menurut dia, masyarakat bisa membandingkan siapa yang sesuai jadi presiden maupun wakil presiden.

“Kita serahkan kepada masyarakat. Biar masyarakat,” imbuh Gus Yahya.

Halaqah Fikih Peradaban yang digelar di Lirboyo kali ini memang agak berbeda dari biasanya. Dari 240 Halaqah yang sudah digelar PBNU, Gus Yahya mengatakan kali ini adalah pembuka atau prolog Muktamar Internasional Fikih Peradapan yang akan digelar di Surabaya pada 6 Februari 2023 nanti.

“Makanya, ini tadi yang menjadi pembicara ada juga dari Internasional. Yakni dari Mesir dan Inggris,” tegas Gus Yahya.*