Sesar Cugenang, 1.800 Rumah di Cianjur Harus Dikosongkan

Bangunan runtuh akibat gempa di Cianjur. | ist

FORUM KEADILAN – Sebanyak 1.800 rumah tinggal di Cianjur masuk dalam zona berbahaya, sehingga harus dikosongkan. Rekomendasi ini dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) usai menemukan fakta bahwa gempa Cianjur magnitudo 5,6 dipicu pergeseran sesar baru yang dinamakan Patahan Cugenang.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, hasil survei lapangan BMKG, zona berbahaya yang direkomendasikan untuk direlokasi mencapai 8,09 kilometer persegi dengan total lebih kurang 1.800 rumah tinggal.

Bacaan Lainnya

Untuk itu, kawasan di zona berbahaya tersebut harus dikosongkan dari bangunan tempat tinggal, namun bisa dialihkan menjadi lahan pesawahan, resapan, hingga konservasi.

“Lahan tersebut tetap bisa dimanfaatkan untuk kawasan nonstruktural. Bisa untuk lahan pesawahan, dihijaukan, serapan, konservasi, atau bahkan wisata tanpa adanya hotel. Konsepnya ruang terbuka tanpa ada bangunan sehingga jika terjadi gempa agar tidak ada runtuhan bangunan dan korban jiwa,” kata Dwikorita saat jumpa pers daring, Kamis, 8/12/2022.

Dwikorita bilang, selain sesar baru Cugenang, pihaknya juga mengimbau pemerintah untuk memperhatikan sesar aktif lain. Diharapkan, peta sesar yang sudah ada dijadikan acuan untuk tata ruang wilayah.

Baca Juga: Temuan Baru BMKG, Sesar Cugenang Biang Kerok Gempa Cianjur

“Diharapkan garis sesar lainnya juga tidak ada bangunan di atasnya. Kalaupun ada bangunan di radius kurang dari 200 meter, diharapkan bangunannya berteknologi tahan gempa. Jadi ini memang harus diperhatikan secara tata ruang wilayah,” ungkapnya.

Sebelumnya, BMKG menemukan fakta baru mengenai pemicu gempa Cianjur berkekuatan magnitudo 5,6 pada 21/11/2022 lalu. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut, gempa itu dipicu pergeseran sesar baru yang dinamakan Patahan Cugenang.

“Dari hasil penelusuran, ditemukan ada patahan yang baru teridentifikasi, karena patahan ini melintasi kecamatan Cugenang maka ditetapkan (namanya) Patahan Cugenang,” kata Dwikorita.

Dwikorita bilang, patahan yang baru terbentuk atau ditemukan ini melintasi 9 desa di 2 kecamatan, dengan straight atau lintasan yang mengarah ke barat laut tenggara.

Adapun sembilan desa yang dilintasi garis patahan tersebut ialah 8 desa di Kecamatan Cugenang yang terdiri dari Desa Ciherang, Desa Ciputri, Desa Cibeureum, Desa Nyalindung, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Cibulakan, dan Desa Benjot. Selain itu ada juga satu desa lainnya di ujung patahan yakni Desa Nagrak Kecamatan Cianjur.

“Panjang patahan ini sekitar 9 kilometer, dengan radius berbahaya kiri-kanannya 300-500 meter,” katanya.

Gempa dengan magnitudo 5,6 melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin siang, 21/11, pada pukul 13.21 WIB. Data BMKG, pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer, dengan koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107.05 Bujur Timur. Gempa Cianjur menyebabkan puluhan ribu rumah rusak dan lebih dari 300 jiwa melayang. *