Erupsi Semeru, 699 Warga Bertahan di Pengungsian, Sebagian Pulang ke Rumah

Pengungsi erupsi Gunung Semeru. (ANTARA)

FORUM KEADILAN – Sebanyak 699 warga masih bertahan di pengungsian, dua hari pasca erupsi Gunung Semeru. Sementara sebagian lainnya mulai kembali ke rumah masing-masing. Mereka yang bertahan lantaran tempat tinggal mereka berada di zona merah.

Melansir laman bnpb.go.id, sebanyak 5 desa di empat kecamatan, terdampak Awan Panas Guguran (APG) Semeru yang terjadi sejak Minggu, 4/12/2022, sejak pukul 02.46 WIB.

Bacaan Lainnya

Rinciannya, Desa Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Sumberwuluh dan Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro serta Desa Pasirian di Kecamatan Pasirian.

Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, ada 29 ekor ternak mati, 71 hektar lahan pertanian terdampak, 2 unit jembatan terdampak, 3 kilometer ruas jalan terdampak, 1 fasilitas pendidikan terdampak dan 4 tempat ibadah terdampak.

Erupsi Gunung Semeru masih berlangsung hingga hari ini, Selasa, 6/12/2022. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, pada pukul 05.02 WIB telah terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati ± 400 m di atas puncak (± 4076 meter di atas permukaan laut).

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 73 detik.

Gunung Semeru telah dinaikkan statusnya menjadi Level IV atau ‘Awas’ sejak Minggu, 4/12/2022, pukul 12.00 WIB. Oleh karena itu, direkomendasikan kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi).

“Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak,” tulis Abdul Muhari, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

PVMBG juga meminta masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 8 Kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.*