FORUM KEADILAN – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian resmi menjalin kerja sama dalam pelatihan bidang keamanan siber (cyber security) dengan Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), Australia.
Selain itu, dua perusahaan Indonesia di bidang pendidikan, Infinite Learning dan Innovate Technofarm, turut serta dalam kolaborasi ini.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Edi Prio Pambudi, kerja sama ini bertujuan untuk membangun program pelatihan yang berfokus pada cyber security.
“Memang ini baru kita fokuskan di dalam cyber security, meskipun nantinya akan kita lanjutkan juga untuk pengembangan sampai ke semikonduktor,”katanya dalam konferensi pers, di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu, 12/2/2025.
Ia menekankan pentingnya kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi perkembangan teknologi global, dengan meningkatnya ancaman siber yang marak terjadi, termasuk peretasan data masyarakat Indonesia tahun lalu, kesadaran digital menjadi hal yang krusial.
“Oleh karena itu, kami mengembangkan metode pelatihan yang lebih praktikal, interaktif, nyaman, dan adaptif agar peserta dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik,”ujarnya.
Dalam kerja sama ini, RMIT bersama Innovate Infinite akan merancang pola pelatihan yang memungkinkan peserta segera menerapkan keterampilannya setelah menyelesaikan program.
Pambudi mengatakan ini bukan hanya sekadar penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU), tetapi akan segera diimplementasikan.
“Kita akan segera melaksanakan ini. Tentu kita tidak hanya berhenti pada MoU, tapi langsung kita kerjakan,”terangnya.
Untuk penerimaan peserta pelatihan cyber security gelombang pertama, Pambudi menyebutkan bahwa jumlahnya masih dalam proses penentuan, karena masih ada mekanisme lanjutan.
“Kami berharap kerja sama ini berlangsung dalam jangka panjang. Cyber security sangat luas cakupannya, mulai dari pemahaman dasar, pemanfaatan perangkat dan media sosial, hingga sistem keamanan siber yang lebih kompleks,” pungkasnya*
Laporan Novia Suhari