FORUM KEADILAN – Karya sinematografi yang menggambarkan persahabatan Indonesia-Timor Leste pasca-kemerdekaan Timor-Timur pada tahun 1999, segera diproduksi.
Film yang diinisiasi oleh Letnan Jenderal TNI (Purn) Dr Doni Monardo dan dilanjutkan oleh Letjen (Purn) Kiki Syahnakri ini adalah simbol ikonik dan estetik.
Karya tersebut diharapkan menjadi penanda penguatan semangat rekonsiliasi, persahabatan, dan persaudaraan Indonesia-Timor Leste setelah 25 tahun masa-masa kelam.
Karya yang berjudul ‘Saat Luka Bicara Cinta’ menunjuk WR Film & Entertainment sebagai pelaksana produksi film. Kemudian, Anggi Frisca ditunjuk sebagai sutradara.
“Proses syuting dijadwalkan berlangsung di Dili Timor Leste dan sekitarnya pada akhir April 2025, dengan penayangan perdana pada Agustus 2025,” kata penulis cerita Wahyuni Refi Setyabekti di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu, 5/2/2025.
Ia menjelaskan, bahwa proyek ini lahir dari kisah-kisah kemanusiaan yang dibagikan oleh Kiki Syahnakri, almarhum Doni Monardo, dan Lupi Starkos.
“Kami ingin menyampaikan pesan cinta kepada dunia bahwa dampak perang meninggalkan luka dan trauma,” sambungnya.
Selain kisah drama yang kuat, menurut Wahyuni Refi, film ini juga menyisipkan pesan diplomasi dan budaya.
Ia juga menjelaskan bahwa kultur Indonesia dan Timor Leste memiliki banyak kesamaan. Hal ini yang menjadi dasar rekonsiliasi dan persahabatan kedua negara.
Adapun gala dinner film tersebut dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dan tokoh perfilman nasional Deddy Mizwar (Citra Sinema).
Kemudian, Presiden Republik Demokratik Timor Leste, Jose Ramos Horta, Perdana Menteri Xanana Gusmao (dalam konfirmasi), dan sejumlah pejabat tinggi dalam jajaran pemerintahan Timor Leste.*
Laporan Merinda Faradianti