Kamis, 19 Juni 2025
Menu

Kholid Akui Nekat Saat Sebut Pagar Laut Sebagai Transaksi Janggal

Redaksi
Aktivis nelayan, Kholid, dalam diskusi publik, di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat, 31/1/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Aktivis nelayan, Kholid, dalam diskusi publik, di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat, 31/1/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Aktivis nelayan, Kholid, mengakui dirinya nekat saat menyebut pembangunan pagar laut didasari oleh transaksi janggal dalam sebuah program talk show di televisi swasta.

Ia menjelaskan bahwa ucapannya murni berdasarkan analisisnya sendiri saat berlayar, meski saat itu ia belum memiliki data cukup sebagai pendukung.

“Sebenarnya saat saya ngomong di ILC itu sebatas analisa. Cuma karena saya saking nekatnya, karena saya pikir enggak mungkin salah (dugaan),” katanya dalam diskusi publik, di Kantor Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat, 31/1/2025.

Ia menyadari bahwa ada risiko dari pernyataannya tersebut, namun dirinya tetap memilih untuk mengungkap dugaan transaksi di balik proyek pagar laut.

“Belum punya data saat itu, tapi saya pikir konseksuensinya itu cuma dua, satu mati, dua dipenjara. Sehingga saya cukup bahwa memang ada transaksi, makanya saya bilang, dan minta maaf,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kholid menegaskan bahwa ada pihak-pihak yang diduga menyerobot atau menggerogoti kedaulatan laut Indonesia.

“Memang ada tangan-tangan yang menyerobot kedaulatan negara kita berupa ruang laut,” ucapnya.

Kholid menambahkan, sebelumnya saat melihat pagar laut pertama kali, ia mengira itu merupakan proyek budi daya rumput laut, atau komoditas lainnya.

“Kami pikir ini buat budidaya rumput laut, ternyata bukan. Akhirnya saya amati justru seperti tambak, dan langsung berpikir ini transaksi,” pungkasnya.*

Laporan Novia Suhari