DPR Sebut Pembongkaran Pagar Laut Akan Dilakukan Menteri KKP

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin, 20/1/2025 | Muhammad Reza/Forum Keadilan
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin, 20/1/2025 | Muhammad Reza/Forum Keadilan

FORUM KEADILAN – Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan bahwa proses pembongkaran pagar laut akan dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Dasco menyampaikan hal tersebut usai berkomunikasi langsung dengan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono terkait polemik di lapangan.

Bacaan Lainnya

“Saya sudah tanya Menteri KKP. Menteri KKP bilang bahwa pembongkaran pagar laut itu akan dilakukan oleh KKP. Mengenai jangka waktunya, akan disampaikan oleh KKP,” ujar Dasco di Gedung DPR RI, Senin, 20/1/2025.

Dasco menjelaskan, Menteri KKP telah menyebutkan bahwa proses pembongkaran akan diselesaikan dalam waktu 20 hari. Selain itu, sebagian barang dari lokasi tersebut akan dijadikan barang bukti.

“Dalam jangka waktu 20 hari, KKP akan menyelesaikan pembongkaran. Ada juga yang diserahkan sebagai barang bukti, sehingga saya pikir polemik di lapangan ini bisa selesai sesuai tupoksi masing-masing,” katanya.

Lebih lanjut, Dasco mengingatkan pentingnya koordinasi antara KKP dengan institusi terkait agar proses ini berjalan lancar dan tidak menimbulkan masalah baru.

“Pesan dari kami kepada Kementerian KKP adalah untuk melakukan koordinasi dengan institusi terkait,” tegasnya.

Penyegelan dilakukan karena pemasangan pagar laut itu diduga tak berizin dasar Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL). Keberadaannya juga mengganggu nelayan dalam mencari ikan.

Pagar laut misterius ini pertama kali diungkap Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten Eli Susiyanti. Kata dia, pihaknya menerima laporan warga pada 14 Agustus 2024 lalu.

Pembangunan pagar laut misterius Tangerang itu mencaplok wilayah pesisir 16 desa di enam kecamatan. Ada masyarakat pesisir yang beraktivitas sebagai nelayan sebanyak 3.888 orang dan 502 pembudidaya di lokasi tersebut.*

Laporan Muhammad Reza

Pos terkait