Sabtu, 14 Juni 2025
Menu

Apple akan Investasi Rp16 T Bangun Pabrik AirTag di Batam

Redaksi
Apple AirTag | Ist
Apple AirTag | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menyatakan bahwa Apple berkomitmen untuk membangun pabrik vendor AirTag di Batam, Kepulauan Riau, mencapai Rp16 triliun.

“Mereka bicara dan berkomitmen penuh untuk pembangunan tahap pertama vendor AirTag itu 1 miliar dolar AS (Rp16 triliun),” ujar Rosan, usai melakukan pertemuan dengan Vice President of Global Policy Apple Nick Amman, di Jakarta, Selasa, 7/1/2025.

Menurutnya, investasi itu adalah tahap pertama dan ke depannya Apple bakal mengundang vendor-vendor lainnya ke Indonesia hingga nilai penanaman modal yang diterima akan terus meningkat.

Ia mengungkapkan pihaknya telah diinformasikan lokasi pembangunan pabrik itu, beserta dijadwalkan rampung pada awal tahun 2026 mendatang.

“Awal tahun 2026 pabrik ini sudah selesai,” katanya.

Komitmen investasi yang dikucurkan oleh Apple akan menciptakan lapangan pekerjaan hingga 2.000 orang. Rosan menyebut, Kementerian yang dipimpinnya akan mengawal rencana investasi ini agar berjalan dengan lancar.

“Kita kawal lah investasinya seperti biasa, yang penting commitment-nya sudah ada ya nanti dari tim akan mengawal investasi itu untuk berjalan,” ujarnya.

Diketahui sebelumnya, Vice President of Global Policy Apple Nick Amman melakukan pertemuan dengan pihak Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk menegosiasikan perpanjangan sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Sertifikasi itu dibutuhkan agar Apple dapat melakukan penjualan iPhone 16 secara resmi di Indonesia.

Direktur Jenderal Industri Logam Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta mengungkapkan bahwa proses negosiasi yang dilakukan antara Kemenperin dengan pihak Appla akan terus berlanjut, beserta menyatakan pihak Apple telah mengetahui terkait rencana peningkatan TKDN untuk Handphone, komputer Genggam, dan Tablet (HKT) dari 35 persen menjadi 40 persen.

“Negosiasi sedang berjalan, dan mereka masih mempelajari usulan dari kita,” katanya.*