Hari AIDS Sedunia 2024, Meningkatkan Kesadaran dan Aksi Global untuk Mengakhiri Epidemi HIV

Hari Aids Sedunia | Ist
Hari Aids Sedunia | Ist

FORUM KEADILAN – Setiap tahunnya pada tanggal 1 Desember, dunia memperingati Hari AIDS Sedunia sebagai momen untuk meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS.

Dilansir dari laman World Health Organization (WHO), HIV menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang utama, yang telah merenggut sekitar 42,3 juta jiwa hingga saat ini. Penularan masih berlangsung di semua negara di dunia.

Bacaan Lainnya

Pada tahun 2023, diperkirakan 630.000 orang meninggal karena penyebab terkait HIV dan diperkirakan 1,3 juta orang tertular HIV.

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap infeksi lanjut akibat penularan HIV.

Penyebaran HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, ASI, air mani, dan cairan vagina. Namun, virus ini tidak menular melalui kontak fisik seperti berpelukan atau berbagi makanan. Penularan lainnya juga dapat terjadi secara vertikal, yaitu dari ibu ke bayi selama proses persalinan.

Tidak ada obat untuk infeksi HIV. Namun, dengan akses terhadap pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan perawatan HIV yang efektif, termasuk untuk infeksi oportunistik, infeksi HIV telah menjadi kondisi kesehatan kronis yang dapat ditangani, sehingga orang yang hidup dengan HIV dapat hidup panjang dan sehat.

Sebagai bentuk kepedulian perayaan AIDS Pada tahun 2024, World Health Organization (WHO) mengusung tema “Take the Right: My Health, My Right!”. Tema ini mendorong masyarakat global untuk memperjuangkan hak atas kesehatan dan mengatasi ketimpangan yang menjadi penghalang dalam upaya mengakhiri AIDS.

Kampanye ini menekankan pentingnya kesadaran bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia. Artinya, setiap individu berhak mendapatkan akses terhadap layanan pencegahan, pengobatan, dan perawatan HIV kapan saja tanpa harus menghadapi stigma atau prasangka negatif.

Stigma dan diskriminasi terkait HIV/AIDS yang masih marak dapat menghambat upaya penanganan penyakit ini. Banyak orang enggan memeriksakan diri karena takut dihakimi, sehingga berpotensi memperburuk penyebaran virus.

Melalui gerakan ini, diharapkan penderita HIV/AIDS maupun mereka yang berisiko atau terdampak dapat merasa aman untuk memeriksakan diri dan menerima layanan kesehatan yang mereka butuhkan. Dengan langkah ini, dunia berpeluang mengakhiri status AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030.

Hari AIDS sedunia pertama kali cetuskan pada 1 Desember 1981, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat melaporkan lima kasus pneumonia langka yang tidak biasa di Los Angeles, yang kemudian menjadi awal dari penyakit yang kini dikenal sebagai AIDS.

Pada tahun 1983, ilmuwan Prancis Luc Montagnier berhasil mengidentifikasi virus penyebab AIDS dan menamakannya Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dua tahun kemudian, ilmuwan Amerika Serikat, Robert Gallo, juga mengidentifikasi virus yang sama.

Pada tahun 1988, WHO menetapkan 1 Desember sebagai Hari AIDS Sedunia untuk menarik perhatian global terhadap isu ini serta meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS. Sejak saat itu, setiap tahun berbagai organisasi kesehatan, pemerintah, lembaga nirlaba, dan individu di seluruh dunia mengadakan kampanye serta kegiatan untuk meningkatkan pemahaman, mendorong pencegahan, dan mendukung orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS.

Hingga kini, HIV/AIDS tetap menjadi tantangan besar dalam bidang kesehatan global. Hari AIDS Sedunia terus menjadi pengingat penting akan dampak penyakit ini serta momen untuk memperkuat upaya melawan epidemi tersebut.*

Laporan Zahra Ainaiya

Pos terkait