FORUM KEADILAN – Sejumlah pegawai dan staf ahli di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi)ditangkap karena menyalahgunakan wewenang mereka. Mereka seharusnya memblokir situs judi online, tetapi tidak melakukannya.
Seorang pegawai Komdigi yang belum diungkap identitasnya mengakui bahwa ia menjaga agar 1.000 situs judi online tetap aktif dan melaporkan 4.000 situs lainnya untuk diblokir.
Pelaku juga mengaku menerima keuntungan sebesar Rp8,5 juta dari setiap situs judi yang dijaganya agar tidak diblokir.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI 2013-2014 dan Pakar Telematika, Roy Suryo menilai bahwa kasus yang melibatkan sejumlah pegawai dan alhi dari Komdigi bukanlah hal yang kecil.
“Kenapa saya bilang enggak kecil, oknum, saya bilang oknum ya tetap oknum dari Kantor Kementerian Kominfo dulu yang sekarang Komdigi namanya, dari 16 orang itu kan lebih dari 10 orang yang terlibat ada yang bilang 11, ada yang bilang 12, ya artinya kan gede banget itu, artinya kan mostly ini sebagian besar itu adalah orang dalam, orang Kominfo sendiri,” ujar Roy Suryo, dalam Podcast Obrolan Hebat Orisinil (OHEO) di Forum Keadilan TV, dikutip pada Minggu, 17/11/2024.
“Ya TSM juga sih, terstruktur, sistematis, masif juga mereka kerjanya,” tambahnya.
Ketika Roy ditanyakan apakah Prabowo tahu mengenai kasus tersebut, Roy menilai bahwa Kepala Negara RI tersebut tidak tahu menahu sejak awal. Namun, ia mengatakan bahwa ada kemungkinan bahwa Prabowo baru mengetahui mengenai kasus yang menjerat anggota Komdigi ini baru akhir-akhir ini, sehingga Prabowo memberikan lampu hijau untuk segera menindak 16 oknum itu.
Ia juga menjawab bahwa penindakan tersebut akan sampai ke atas juga.
“Bisik-bisik kaskus, eh bukan kasus ya, kasak kusuk. Kaskus bocor, tapi kasusnya bukan akun kasus Fufufafa ini, lain lagi. Artinya gini, kasak kusuknya, memang beliau sudah tahu, mau dilapori dan beliau kagetnya kok lho menyangkut salah satu pembantunya, yang barusan dipindah, dari Kementerian itu ke Kementerian yang lain,” ungkapnya.
“Tapi beliau repot karena ini termasuk salah satu dari empat nama yang dititipkan, oleh pejabat lama, iya kan, nah tapi karena saya dulu sering kali nulis karena dia itu terbukti gagal total, iya gagal total, total, karena urusan Kominfo. Komunikasi dan Informatika waktu itu kan tidak hanya menjadi pembicara. Pembicara juga bukan, Juru Bicara juga bukan kan sudah ada tugasnya kantor komunikasi Presiden kan atau dulu sering sekali rezim yang dulu kan sering kali yang bicara itu kebanyakkan, orang KSP juga bicara, bahkan Kepala, bukan Kepala, Koordinator Staf Presiden juga ikut bicara, Kominfo juga bicara, nah harusnya dia memegang infrastruktur,” tambahnya.*