FORUM KEADILAN – Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Lingkungan Hidup Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan soal rencana pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall.
Menurut penuturan Hashim, Presiden Prabowo Subianto akan mulai membangun proyek yang sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1994 itu. Proyek tersebut dibangun untuk mencegah tenggelamnya pesisir utara Pulau Jawa akibat perubahan iklim. Namun, hingga 30 tahun berjalan, mega proyek ini tidak kunjung terealisasikan.
“Program ini program lama, ini sudah dihitung pada tahun 1994, berarti 30 tahun yang lalu. Tapi sampai sekarang belum jalan,” ungkap Hashim di Kantor Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta Pusat, Kamis, 31/10/2024.
Saat ini, pembangunan tanggul laut raksasa menjadi salah satu proyek yang akan dilaksanakan di pemerintahan Prabowo. Rencananya, tanggul laut raksasa ini akan membentang sepanjang Provinsi Banten hingga Provinsi Jawa Timur.
Hashim membeberkan alasan Presiden Prabowo ingin segera membangun giant sea wall ini. Katanya, Presiden Prabowo menilai bahwa program ini dilakukan untuk melindungi jutaan hektare persawahan di utara Pulau Jawa.
“Kalau tidak mulai sekarang, sawah-sawah di pantai utara akan tenggelam. Bisa berapa juta hektare kita hilang. Jadi ini semacam emergency, harus segera. Karena ini perlu waktu yang cukup lama,” kata dia.
Dia bilang, pantai utara Pulau Jawa harus diselamatkan karena di sanalah sumber beras dan sumber pangan nasional.
“Kita harus selamatkan pantai utara Pulau Jawa. Karena di situ adalah sumber beras, sumber pangan nasional itu di pantai utara, di Pulau Jawa. Ini di luar Sumatera ya. Ini tanggul laut untuk menjaga pantai utara,” lanjutnya.
Menurut adik Presiden Prabowo itu, proyek tanggul laut raksasa akan memakan waktu pengerjaan selama 20 tahun, maka pembangunannya harus dimulai dari sekarang.
“Program Pak Prabowo adalah kita bikin tanggul laut raksasa dari Banten sampai ke Jawa Timur. Program ini mungkin memakan waktu 20 tahun. Mungkin dua atau tiga presiden yang melaksanakan. Tapi harus mulai sekarang,” tuturnya.
Saat ini, kata Hashim, sudah terjadi perubahan iklim yang membuat permukaan air laut meninggi, ditambah lagi kondisi permukaan tanah Jakarta yang amblas setiap tahunnya.
“Pertama di Jakarta, teluk Jakarta. Kan permukaan tanah kita kan lagi ambles, kita sudah mengetahuinya. Permukaan laut meningkat karena perubahan iklim. Nah, kita harus selamatkan pantai utara Pulau Jawa,” pungkasnya.*