Harvey Moeis Sangkal soal Pengumpulan Uang CSR: Itu Dana Kas

Sidang lanjutan dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015-2022, Rabu, 23/10/2024 | Merinda Faradianti/Forum Keadilan
Sidang lanjutan dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015-2022, Rabu, 23/10/2024 | Merinda Faradianti/Forum Keadilan

FORUM KEADILAN – Saksi mahkota Harvey Moeis menyangkal soal dirinya yang menginiasiasi para pemilik smelter swasta untuk mengumpulkan dana CSR (Corporate Social Responsibility). Ia menyebutnya, uang itu adalah dana kas yang sifatnya sukarela.

Diketahui, para perusahaan smelter swasta menyetor uang pengamanan yang berbeda. Mulai dari US$500 hingga US$750 untuk setiap ton bijih timah. Uang tersebut dikumpulkan dalam bentuk seolah-olah CSR ke Harvey sebagai perwakilan PT Refined Bangka Tin.

Bacaan Lainnya

“Tidak betul (menginisiasi pengumpulan CSR). Dari pertama kali saya bertemu dengan para smelter, tidak pernah kita menyebut CSR, karena saya tahu itu adalah tanggung jawab masing-masing perusahaan. Itu kas bukan CSR,” katanya di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat (Jakpus), Rabu, 23/10/2024.

Harvey melanjutkan, memang pengumpulan dana kas itu untuk masyarakat sekitar wilayah tambang serta lingkungan.

Harvey mengaku bingung dengan istilah CSR yang digunakan Penyidik dari Kejaksaan Agung. Padahal, uang tersebut adalah dana kas yang dikumpulkan tanpa paksaan.

“Istilah CSR itu selalu dipakai ketika saya diperiksa. Saya sampai sekarang masih bingung, karena saya tidak pernah memakai istilah itu. Tapi kita berinisiatif mengumpulkan kas bersama. Kita sepakat untuk mengumpulkan itu dan ini sifatnya sukarela tidak ada hitam di atas putih,” jelasnya.

Harvey menerangkan, sekitaran tahun 2017, Kapolda Bangka Belitung (Babel) yang saat itu dijabat oleh Brigjen Pol Syaiful Zachri menghubungi nya.

Katanya, Kapolda Babel itu mengingatkan agar Harvey tak lupa dengan masyarakat dan lingkungan di sana.

“Ketika solusi membantu PT Timah sidah didapatkan (kerja sama smelter) saya melaporkan ke Kapolda Babel. Kapolda waktu itu bilang, ‘jangan lupa sama masyarakat dan lingkungan’. Kita berembuk bagaimana caranya memperhatikan masyarakat, ya itu mengumpulkan dana kas,” pungkasnya.*

Laporan Merinda Faradianti

Pos terkait