Alasan PT Timah Akhiri Kerja Sama Sewa Smelter: Harga Logam Turun-Bisa Produksi Sendiri

Sidang lanjutan kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015-2022 di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat (Jakpus), Kamis, 3/10/2024 | Merinda Faradianti/Forum Keadilan
Sidang lanjutan kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015-2022 di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat (Jakpus), Kamis, 3/10/2024 | Merinda Faradianti/Forum Keadilan

FORUM KEADILAN – Mantan Direktur Utama (Dirut) PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi Tabrani mengatakan, pihaknya bisa memutus hubungan kerja sama dengan pihak smelter swasta meskipun periodenya belum berakhir.

Diketahui, PT Timah melakukan kerja sama dengan lima smelter swasta, yakni PT Refined Bangka Tin (RBT), PT Stanindo Inti Perkasa (SIP), CV Venus Inti Perkasa (VIP), PT Tinindo Internusa (Tinindo), PT Sariwiguna Bina Sentosa (SBS).

Bacaan Lainnya

Kerja sama itu mulai dilakukan pada 2018 dan berakhir tahun 2021. Sehingga, PT Timah hanya bekerja sama dengan smelter swasta selama empat tahun.

“Yang menghentikan kerja sama PT Timah, dan tidak ada keberatan dari smelter swasta pada saat itu,” kata Riza di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) PN Jakarta Pusat, Kamis, 3/10/2024.

Riza menyebutkan alasan perusahaan pelat merah itu memutus hubungan kerja sama dengan lima smelter swasta. Salah satu alasannya ialah pandemi Covid-19 yang melanda dan turunnya harga logam dunia.

“Harga logam makin lama makin turun karena ada pandemi saat itu. Dengan turunnya harga itu, kami juga merevisi biaya sewa. Bahan baku yang semakin sulit serta kapasitas PT Timah sudah mencukupi untuk produksi sendiri,” jelasnya.

Kepada Majelis Hakim, Riza juga mengatakan bahwa alasan PT Timah menjalin kerja sama itu untuk mengurangi beban produksi perusahaan.

Pasalnya, jika memproduksi bijih sendiri, PT Timah harus mengeluarkan biaya pokok produksi, manufaktur, dan tenaga kerja.

“Sedangkan dengan sewa smelter, kita dapat tambahan logam dan masih ada margin (untung). Tidak ada biaya itu, bisa mengurangi beban perusahaan,” pungkasnya.*

Laporan Merinda Faradianti

Pos terkait