FORUM KEADILAN — Polemik dualisme tahta Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat kembali memicu kericuhan. Puluhan warga terlibat bentrokan di Alun-Alun Sangkala Buana, Cirebon pada Rabu, 2/10/2024. Bentrokan itu terjadi setelah diadakan diskusi mengenai sengketa tahta Kesultanan Kasepuhan tersebut.
Salah satu tokoh yang terlibat dalam diskusi tersebut, Panglima Laskar Macan Ali (LMA) Nuswantara, Prabu Diaz menjelaskan, bentrokan itu terjadi berawal pada saat diskusi mengenai polemik tahta di Keraton Kasepuhan Cirebon berlangsung. Kemudian tiba-tiba muncul sekelompok orang berbuat kericuhan dan menyerang seorang Youtuber Mahesa Al Bantani. Akibat dari kericuhan tersebut, sejumlah fasilitas umum dilaporkan rusak.
“Beliau (Youtuber Mahesa Al Bantani ) datang mewakili Heru Nursamsi untuk mengadakan diskusi lanjutan tentang Tahta Kasepuhan dan nanti kita adakan diskusi yang diikuti oleh orang-orang yang kompenten dan hanya yang kompeten,” ujar RE Prabu Diaz kepada Forum Keadilan, Rabu, 2/10/2024.
Prabu Diaz menjelaskan, polemik ini berawal dari Heru Nursamsi alias Sultan Jaenudin II yang mengaku berhak atas Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon. Prabu Diaz juga mengatakan bahwa adanya pihak-pihak yang menggugat tahta Kasepuhan Cirebon membuat polemik bertambah larut hingga menimbulkan bentrokan.
“Sebenarnya tidak ada polemik di Kesultanan Kasepuhan, tetapi ada pihak-pihak yang mengeklaim menjadi sultan yang sah. Sampai saat ini yang saya tahu yang mengeklaim sebagai sultan Kasepuhan adalah Pak Heru Nursamsi dan Pak Raharjo,” beber RE. Prabu Diaz.
Untuk diketahui saat ini tahta di Keraton Kasepuhan diduduki oleh Sultan Sepuh Luqman Dzulkaedin melanjutkan tahta sang ayah Sultan Sepuh Arief Natadiningrat yang wafat pada tahun 2020. Sebagai putra mahkota, Luqman Dzulkaedin akhirnya dinobatkan sebagai penerus tahta Kesultanan Kasepuhan Cirebon.
Namun pada saat prosesi ‘Jumeneng’ beberapa orang keluarga keraton Cirebon menolak pengangkatan Luqman. Penolakan itu terjadi karena secara nasab silsilah Luqman bukan keturunan Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati.
Laporan Reynaldi Adi Surya