FORUM KEADILAN – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan respons Ketua Umum (Ketum) Megawati Soekarnoputri mengenai ‘Presidential Club‘ yang diusulkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Ketika ditanya apakah Megawati bakal diajak untuk berkomunikasi oleh Prabowo, ia menjawab tidak tegas dan mengatakan bahwa Megawati bakal tetap menjalankan mandatnya sebagai Ketum Partainya.
“Ya, Bu Mega terus menjalankan mandatnya sebagai ketua umum partai, dan menjabarkan melalui tiga pilar partai, termasuk dalam penyelenggaraan negara melalui Fraksi PDIP DPR RI,” kata dia usai menghadiri halalbihalal Barikade ’98 di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 8/5/2024.
Hasto memberikan sinyal bahwa partainya tidak setuju terkait wacana ‘Presidential Club’. Menurutnya, dalam sejarah PDIP, klub yang pernah ada hanyalah klub kerakyatan.
“Dalam sejarah dan tradisi PDIP, klub yang ada itu klub kerakyatan, dengan petani, buruh, nelayan, anak-anak muda. Itulah skala prioritas klub-klub yang terus menginspirasi PDIP,” jelasnya.
Ia menegaskan hingga pada saat ini tidak ada pembahasan rekonsiliasi antara Megawati dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat ‘Presidential Club’ dan menyebut kelembagaan negara saat ini hanya ada eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
“Ya, kita fokus saja bahwa presiden menerima mandat yang sangat penting untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa dan negara,” sebutnya.
Sebelumnya, Juru Bicara (Jubir) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan bahwa Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto memiliki keinginan untuk membentuk sebuah perkumpulan bersama para presiden terdahulu yang disebutnya ‘Presidential Club’.
Dahnil menjelaskan, dalam perkumpulan tersebut, Prabowo ingin ia dan para presiden terdahulu berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan.
“Presidensial Club itu istilah saya saja, bukan institusi. Esensinya Pak Prabowo ingin para mantan presiden bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan, sehingga terjaga silaturahmi kebangsaannya dan menjadi teladan bagi kita semua,” ujar Dahnil kepada wartawan, Jumat, 3/5/2024.
Harapannya, kata Dahnil, perkumpulan itu bisa menunjukkan bahwa pemimpin bangsa Indonesia kompak, rukun, dan guyub dalam memikirkan serta bekerja untuk kepentingan rakyat.
“Ya, semua mantan presiden kita yang masih ada. Pak Prabowo berharap, sebagai bangsa besar para pemimpinnya kompak, rukun, guyub memikirkan dan bekerja untuk kepentingan rakyat banyak, terlepas dari perbedaan pandangan politik dan sikap politik,” terangnya.
Dahnil menegaskan, Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI) Megawati Soekarnoputri termasuk di dalam rencana Prabowo tersebut. Dahnil mengatakan, saat ini pihak Prabowo dan Megawati sedang berkomunikasi mengenai pertemuan mereka pasca Pilpres 2024.*