Jumat, 04 Juli 2025
Menu

Dikeluhkan Petani Tebu soal Impor Gula, Ganjar Komitmen Utamakan Produk dalam Negeri

Redaksi
Momen calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo blusukan temui para petani di Nganjuk, Jawa Timur, Jumat, 12/1/2024 | Instagram @ganjarpranowo
Momen calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo blusukan temui para petani di Nganjuk, Jawa Timur, Jumat, 12/1/2024 | Instagram @ganjarpranowo
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo berdialog dan ramah tamah dengan petani tebu di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, Jumat, 12/1/2024. Dialog itu membahas soal impor gula yang dianggap berlebihan.

Kepada Ganjar, salah seorang petani tebu bernama Yahya Solahuddin menyarankan, sebelum melakukan kebijakan impor gula, sebaiknya lebih dahulu melihat stok gula yang ada di Tanah Air.

“Yang harus diperhatikan adalah jumlah, kadang-kadang kita ini jumlahnya di dalam negeri sudah ada gulanya petani katakan lah 3 juta, itu kebutuhan kita 5 juta. Biasanya pemerintah itu nge-import lagi kadang-kadang 5 juta lagi. Nah kan yang 5 juta itu nggak masuk hitungan,” ujar Yahya, Jumat.

Yahya meminta kepada Ganjar, bila nanti menjadi presiden bisa mengendalikan kebijakan impor gula agar supaya petani tebu tidak mengalami kerugian.

“Mangkanya kalau mau impor itu dilihat dulu kebutuhannya berapa, yang ada di Indonesia itu berapa, sehingga tidak over dan berlebihan,” jelas Yahya.

Mendapatkan keluhan tersebut, Ganjar berjanji akan selalu mengutamakan produk dalam negeri dan tidak harus serta merta melakukan impor.

“Kalau impor gula itu tebu petaninya dibeli dulu. Jangan sampai kemudian kebutuhannya lebih berat kepada impor maka kita tidak akan pernah mandiri,” tegas Ganjar.

Ganjar mengatakan, keluhan terkait impor produk pangan kerap didapatkannya kala berdialog dengan petani di sejumlah wilayah Indonesia.

Ganjar mengaku, hal itu menjadi catatan penting bagi Ganjar-Mahfud MD, sehingga ke depannya saat mereka memimpin Indonesia akan menghadirkan sebuah kebijakan yang berpihak kepada para petani.

“Jadi itu catatan penting, berapa neracanya dan kita akan coba baca untuk bisa mencarikan solusi menyeimbangkan ini, sehingga petani dalam negeri mendapatkan tempat yang utama,” tegas Ganjar.

Selain itu, Ganjar mengakui mendapatkan keluhan lainnya mengenai benih bagi petani tebu yang sulit didapatkan, serta persoalan pupuk.

“Pupuk. Lagi-lagi problem pupuk problem nasional yang perlu diperhatikan. Alokasinya jauh dari cukup, bahkan kalau kita hitung tadi alokasinya hanya 1/3 saja,” tandas Ganjar.*